Bojonegoro (beritajatim.com) – Banjir luapan Sungai Bengawan Solo terus meluas. Debit sungai masih menunjukkan tren kenaikan. Sejumlah permukiman, jalan, hingga sawah tergenang dan sebagian warga mengungsi.
Seperti warga Kelurahan Ledokwetan, Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro. Warga di enam RT tergenang, mulai RT 1, 2, 3, 4, 6, dan RT 7 RW 1. Air mulai menggenangi jalan yang berada di dalam tanggul Sungai Bengawan Solo setinggi kurang lebih 80 cm.
“Rata-rata rumah warga sudah banyak yang ditinggikan, sehingga tidak sampai masuk ke rumah. Hanya beberapa yang masih bangunan lama tergenang,” ujar Ketua RT Kelurahan Ledokwetan, Sugihartono, Senin (11/3/2024).
Pada pukul 12.00 WIB tadi, sedikitnya sudah ada empat orang di Kelurahan Ledokwetan yang mengungsi di Gedung Serbaguna Jalan KH Mansyur Kabupaten Bojonegoro. Mereka yang mengungsi ini rerata lansia dan anak-anak.
Salah seorang pengungsi, Basri (67) warga Lorong 3 RT 07 RW 01 Kelurahan Ledokwetan Bojonegoro mengatakan, air mulai memasuki rumahnya mulai kemarin. Namun, hari ini semakin tinggi. Ia memilih mengungsi karena sedang sakit asma.
“Karena asmanya sembuh, jadi memilih ngungsi,” ujar Istri Basri yang menemani di pengungsian, Yatinem (63).
Untuk diketahui, tinggi muka air (TMA) Sungai Bengawan Solo pada pukul 12.00 WIB menunjukkan angka 14.78 peilschaal. Trennya stabil jika dibanding pada pukul 11.00 WIB diangka yang sama. Namun, jika dibanding pada pukul 10.00 WIB trennya naik yakni diangka 14.77 peilschaal.
Sementara di Karangnongko sendiri kondisi tren air sungai terpanjang di Pulau Jawa ini terus mengalami penurunan yang stabil.
Pada pukul 10.00 WIB TMA di Karangnongko menunjukkan angka 29.16 peilschaal, kemudian pukul 11.00 WIB 29.14 peilschaal, dan pada pukul 12.00 WIB, 29.12 peilschaal. [lus/beq]
