Bantah Pernyataan RS Hermina, Keluarga Sebut Wahyu Tidak Dapat Penanganan Medis hingga Meninggal Dunia

Bantah Pernyataan RS Hermina, Keluarga Sebut Wahyu Tidak Dapat Penanganan Medis hingga Meninggal Dunia

Malang (beritajatim.com) – Keluarga mendiang Wahyu Widianto warga Jalan Bareng Tenes, Kota Malang membantah pernyataan Wakil Direktur RS Hermina Malang, Yuli Ningsih. Menurut keluarga pernyataan RS Hermina tidak sesuai fakta sebenarnya.

“Ayah mulai dari rumah sampai tiba di RS Hermina sekitar 18.30 tetap di becak motor. Ayah tidak mendapat penanganan sama sekali,” ujar anak kedua mendiang Wahyu, yakni Elia Widianaputri (26) Selasa, (12/3/2024).

Wahyu yang saat itu mengidap penyakit diabetes diantar oleh keluarga menggunakan becak motor sekira pukul 18.30 WIB, Senin, (11/3/2024) karena kondisinya kritis. Disana keluarga sempat berdebat dengan pihak RS Hermina karena Wahyu tidak mendapat penanganan dengan alasan bed penuh.

Karena tidak mendapat penanganan keluarga ditolong oleh ambulans salah satu relawan untuk dibawa ke Rumah Sakit Saifu Anwar (RSSA) Kota Malang. Pada pukul 19.00 WIB Wahyu tiba dan dinyatakan meninggal dunia sebelum mendapat perawatan medis di RSSA.

“Ayah tidak mendapat penanganan sama sekali. Hanya diperiksa mata, tidak ada alat medis sama sekali,” imbuh Elia.

Pernyataan Elia membantah keterangan RS Hermina yang menyebut pasien sempat diperiksa oleh dokter jaga berpakaian non dinas. RS Hermina juga mengklaim telah menyiapkan kamar pasien meski tidak memberi tahu keluarga pasien.

“Kita datang belum ditangani, mereka bilang hanya tidak ada bed. Karena kan itu sakit tetap di bektor. Kita minta tolong tapi tetap tidak bisa. Akhirnya ada relawan yang membawa ayah ke Rumah Sakit Saiful Anwar,” ujar Elia.

Usai mendengar pernyataan Wakil Direktur RS Hermina Malang, Yuli Ningsih. Keluarga semakin kecewa dan sakit hati. Karena pernyataan RS Hermina tidak sesuai dengan fakta yang ada. Apalagi Elia adalah salah satu orang yang mengantar ayahnya pergi ke RS Hermina.

“Saya pribadi sakit hati karena bapak sudah susah nafas saat di becak motor tapi tidak diberi penanganan. Dan pernyataan RS Hermina itu semuanya tidak benar. Soal ambulans ini dalam kondisi kritis tapi kita masih disuruh ngisi form administrasi,” ujar Elia.

Sebelumnya, melalui Wakil Direktur RS Hermina Malang, Yuli Ningsih membantah anggapan itu. Mereka mengklaim telah memberikan penanganan awal lewat dokter jaga yang berpakaian tidak formal atau non dinas.

“Sudah kami lakukan juga untuk penanganan awal dimana dokter jaga kami sudah memeriksa dan ditemukan juga bahwa saturasi (oksigen) 77,” ujar Yuli.

Soal kamar pasien penuh dia juga menyangkal. Mereka mengklaim telah menyiapkan bed untuk mendiang Wahyu namun diam-diam tidak memberi tahu keluarga pasien.

“Kami sudah menangani dengan kondisi memang bed kami saat itu full dan ada pasien yang duduk. Sehingga kami harus koordinasi internal untuk melakukan penambahan bed dari rawat inap yang harus kami turunkan ke IGD sesuai dengan keperluan pasien. Tapi tidak kami beritahukan ke keluarga” ujar Yuli.

Yuli menyebut, bahwa saat pasien datang kondisinya masih bernafas. RS Hermina juga membenarkan bahwa pasien saat itu dalam kondisi gawat darurat atau perlu penanganan lebih lanjut.

“Masih hidup (kondisi pasien). Tetapi memang butuh emergency atau penanganan lebih lanjut. Tapi kami sudah koordinasikan bahwa kami akan menurunkan bed tapi enggak kita komunikasikan ke keluarga,” ujar Yuli. (luc/ian)