Sungai Bengawan Solo Meluap 6 Desa di Gresik Terendam Banjir

Sungai Bengawan Solo Meluap 6 Desa di Gresik Terendam Banjir

Gresik (beritajatim.com) – Imbas cuaca ekstrim akhir-akhir ini berdampak pada aktivitas Sungai Bengawan Solo. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik, ada 6 desa di tiga kecamatan. Yakni, Kecamatan Dukun, Bungah, dan Manyar tergenang banjir setinggi 30 centimeter.

Enam desa yang terendam diantaranya Desa Bungah, Desa Madumulyorejo, Jrebeng, Dukunanyar, Desa Tiremenggal, dan Desa Sembayat.

Babinsa Koramil 0817/16 Dukun Serda TNI Azis mengatakan, banjir yang merendam wilayah Kecamatan Dukun salah satunya terjadi di Desa Madumulyorejo. Luapan air masuk di beberapa permukiman dan jalan desa. Tercatat sebanyak 18 kepala keluarga di desa setempat rumahnya terendam air dan ketinggian air mencapai 20 hingga 30 centimeter.

“Ketinggian air bervariasi dan belum ada kenaikan. Sampai sekarang masih dilaksanakan pemantauan mengantisipasi terhadap bertambahnya luapan air apabila turun hujan,” katanya, Rabu (13/03/2024).

Ia menambahkan, sebagai langkah antisipasi, pihaknya telah menyiapkan kebutuhan alat evakuasi, jika ada warga yang membutuhkan. Pihaknya siap melakukan penanganan. Kemudian pemantauan terhadap perkembangan debit air luapan Sungai Bengawan Solo juga terus dilakukan.

“Kami akan terus memantau perkembangannya, dan apabila dibutuhkan, kami siap melakukan evakuasi warga dipindahkan ke tempat yang lebih aman,” imbuhnya.

Sementara, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Gresik FX Micko Herlambang menyatakan banjir yang menggenangi wilayah Kecamatan Bungah berada di Desa Bungah. Selain masuk rumah warga, luapan air juga merendam jalan poros desa (JPD) dan jalan lingkungan desa.

“Desa Bungah yang terdampak adalah Jalan Lingkungan di Dusun Karangpoh tergenang 10 – 40 cm, lalu JPD tergenang 20 – 50 cm,” ujarnya.

Saat ini lanjut dia, tim BPBD terus melakukan pemantauan terhadap Tinggi Muka Air (TMA) Sungai Bengawan Solo, serta menyiapkan alat-alat kedaruratan sebagai antisipasi bencana banjir yang lebih besar, dengan tren debit air yang terus naik. “Kami terus mengecek TMA termasuk diantaranya menyiapkan kebutuhan sembako bagi warga yang rumahnya terdampak banjir,” pungkasnya. [dny/kun]