Ribuan Umat Buddha Peringati Hari Magha Puja di Candi Borobudur

Ribuan Umat Buddha Peringati Hari Magha Puja di Candi Borobudur

Magelang, Beritasatu.com – Ribuan umat Buddha dari berbagai daerah di Indonesia dan sejumlah negara mengikuti perayaan Magha Puja 2568 BE/2025 di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (8/2/2025).

Magha Puja dirayakan setiap bulan purnama pada bulan ketiga kalender Buddha untuk mengenang pertemuan Sang Buddha dengan 1.250 Biksu Arahat. Puncak perayaan ini ditandai dengan tradisi Pradaksina, yaitu mengelilingi Candi Borobudur sambil membawa bunga sedap malam.

Dalam suasana yang khidmat, ribuan biksu dan umat Buddha berjalan berbaris rapi mengitari Candi Borobudur sebanyak tiga kali searah jarum jam. Tradisi Pradaksina ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada objek suci, sekaligus untuk melenyapkan karma buruk dan memperoleh keberuntungan.

Dirjen Bimas Buddha Kementerian Agama Supriyadi menjelaskan, Magha Puja merupakan bagian dari rangkaian perayaan hari besar keagamaan Buddha. Tahun ini, lebih dari 1.500 biksu dan umat Buddha dari dalam negeri dan negara sahabat turut berpartisipasi. Ia berharap, kegiatan ini dapat memperkuat semangat umat dalam menjalankan ajaran Sang Buddha.

Menurutnya, Magha Puja bukan sekadar perayaan, tetapi juga momen untuk mengingat ajaran Sang Buddha, terutama tiga hal utama, yaitu tidak berbuat jahat, menambah kebajikan, dan menyucikan hati serta pikiran.

“Tiga hal ini terkesan mudah, tetapi cukup sulit untuk dilaksanakan. Karena butuh komitmen dan butuh kewaspadaan,” kata Supriyadi seusai mengikuti tradisi Pradaksina, Sabtu (8/2/2025).

Sebelum melakukan Pradaksina, para biksu, biksuni, dan umat Buddha melaksanakan prosesi pembacaan paritta suci di Taman Lumbini, kawasan Candi Borobudur. Ritual ini berlangsung khidmat dengan para umat duduk dalam posisi ajali. Setelah pembacaan paritta suci, acara dilanjutkan dengan pemberkahan berupa pemercikan air suci kepada para umat.

Perayaan Magha Puja di Candi Borobudur tidak hanya mempererat persaudaraan umat Buddha, tetapi juga memperkuat posisi candi ini sebagai pusat spiritualitas dunia.