Fenomena Sehat FOMO: Olahraga Rutin karena Tren atau Kesadaran? – Page 3

Fenomena Sehat FOMO: Olahraga Rutin karena Tren atau Kesadaran? – Page 3

Liputan6.com, Jakarta – Tren hidup sehat semakin populer dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu dampaknya adalah meningkatnya jumlah orang yang mulai berolahraga, terutama di gym. Namun, apakah fenomena ini murni didorong oleh kesadaran akan pentingnya kesehatan, atau hanya sekadar mengikuti tren alias FOMO (Fear of Missing Out)?

Di berbagai kota besar, gym semakin menjamur dengan berbagai konsep dan fasilitas. Beberapa menawarkan layanan personal trainer (PT), kelas kebugaran, hingga gym 24 jam untuk menarik lebih banyak anggota. Tren ini juga diperkuat dengan media sosial yang dipenuhi oleh influencer fitness yang membagikan tips latihan, diet sehat, serta transformasi tubuh yang menginspirasi banyak orang.

Menurut beberapa pengamat gaya hidup, banyak orang mulai berolahraga karena melihat lingkungan sekitar mereka melakukannya. Hasrat untuk tidak ketinggalan tren sering kali menjadi pendorong utama untuk mendaftar keanggotaan gym atau mengikuti kelas kebugaran. Namun, pertanyaannya: apakah ini bisa menjadi kebiasaan jangka panjang atau hanya tren sesaat?

Sehat Karena Tren, Apakah Salah?

FOMO dalam olahraga sebenarnya bukanlah hal yang sepenuhnya negatif. Banyak orang yang awalnya hanya ikut-ikutan akhirnya merasakan manfaat nyata dari olahraga dan menjadikannya kebiasaan. Aktivitas fisik terbukti meningkatkan hormon dopamin dan serotonin yang berperan dalam kesejahteraan mental.

Salah satu contoh nyata adalah Nadia K. Putri (29), seorang penggiat weightlifting asal Bekasi. Awalnya, ia mulai berolahraga untuk meningkatkan massa otot dan stamina, tetapi kemudian menyadari dampak positifnya terhadap kesehatan mentalnya.

“Saya didiagnosa Major Depressive Disorder (MDD), dan olahraga membantu saya merasa lebih hidup serta berpikir lebih positif,” ungkapnya kepada liputan6.com, Sabtu (8/2/2025).

Bagi beberapa orang, FOMO bisa menjadi titik awal untuk perubahan gaya hidup yang lebih sehat. Namun, ada juga yang hanya bertahan sebentar sebelum akhirnya berhenti karena kurangnya motivasi intrinsik.