Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyambangi sejumlah titik pangkalan LPG 3 kg di beberapa wilayah, Selasa (4/2/2025). Termasuk dua titik pangkalan di Kota Tangerang.
Dalam kegiatan inspeksi dadakan (sidak) di Tangerang tersebut, Bahlil tampak berkeliling mendatangi para calon pembeli. Sembari berulang meminta maaf atas adanya antrean panjang dalam membeli LPG 3 kg.
Usai kegiatan tersebut, Bahlil mengutarakan maksud permintaan maaf tersebut. Lantaran, ia mengaku kinerja pemerintah dalam menyalurkan tabung gas melon bersubsidi ini belum maksimal.
“Iya, saya minta maaf karena mereka antre. Pemerintah harus objektif dong. Kalau kami kurang bekerja maksimal untuk memastikan rakyat kita baik, ya saya harus minta maaf,” kata Bahlil di Kota Tangerang, Banten, Selasa (4/2/2025).
Terkait antrean dan kelangkaan LPG 3 kg yang sempat terjadi, ia beralasan bahwa pemerintah coba berupaya untuk memastikan distribusi daripada tabung gas subsidi bisa tepat sasaran. Sebab, tak sedikit anggaran negara yang menguap akibat permainan sejumlah oknum.
“Kalau selisihnya Rp 7-8 ribu per tabung, itu kan sama dengan per tabung Rp 3.000. Kalau Rp 3.000 per tabung selisih, itu sama dengan subsidi kita dari Rp 12.000 menjadi Rp 9.000. Itu 20-30 persen subsidi kita tidak tepat sasaran,” bebernya.
“Kalau 30 persen kali Rp 87 triliun, berarti kan sekitar Rp 25-26 triliun. Ini uang negara yang tidak tepat sasaran. Ini yang pemerintah lagi tata agar betul-betul tepat sasaran,” ucap Bahlil.
Oleh karenanya, ia meminta pangkalan hingga pengecer yang naik kelas jadi sub pangkalan, agar bisa mendistribusikan LPG 3 kg tidak lebih dari Rp 20.000 per tabung. “Subsidi ini harus betul-betul tepat sasaran, dipergunakan untuk rakyat. Jangan dioplos, jual ke industri. Jangan harga di-mark up. Kita enggak mau,” tegas Bahlil.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/59511/original/lpg-3kg-130515b.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)