Meskipun memiliki banyak keuntungan, bekerja secara remote juga menghadirkan tantangan tersendiri. Mengelola waktu antara pekerjaan dan keluarga menjadi salah satu hal yang paling menantang bagi Praditya.
“Tantangan terbesar adalah bekerja sambil mengurus anak dan keperluan rumah tangga. Namun, saya mengatasinya dengan tetap berkoordinasi aktif dengan tim serta sesekali berpindah tempat kerja, misalnya ke kafe atau tempat wisata untuk suasana yang lebih segar,” ujar Praditya.
Dari sisi finansial, bekerja remote di Tegal memberikan keuntungan besar dibandingkan tinggal di Jakarta. Praditya mengaku bisa menghemat pengeluaran untuk tempat tinggal, transportasi, dan makanan dibandingkan jika harus menetap di Jakarta.
Selain keuntungan finansial, gaya hidup digital nomad juga berdampak positif pada kehidupan sosial dan keluarga Praditya. Sebelum pandemi, ia harus menjalani LDR (long-distance relationship) dengan keluarga selama tujuh tahun, hanya bisa pulang setiap akhir pekan dan kembali ke Jakarta saat hari kerja.
“Sekarang kehidupan sosial saya lebih fleksibel dan variatif. Saya bisa lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga dan mensyukuri perjalanan hidup yang sudah saya lalui,” kata dia.
Dengan semakin berkembangnya tren kerja remote di Indonesia, pengalaman Praditya menjadi contoh bagaimana fleksibilitas kerja dapat meningkatkan kualitas hidup, baik secara profesional maupun personal.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4753343/original/050072700_1708932800-WhatsApp_Image_2024-02-19_at_13.47.19.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)