TRIBUNNEWS.COM – Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi memberikan kritik tajam terkait usulan Presiden AS Donald Trump untuk merelokasi warga Palestina dari Jalur Gaza ke negara lain.
Dalam wawancara eksklusif dengan Sky News, Araghchi memberikan tanggapan kontroversial dengan menyarankan agar warga Israel, bukan Palestina, yang direlokasi ke Greenland.
“Saran saya berbeda. Alih-alih orang Palestina, usir saja orang Israel dan kirim mereka ke Greenland sehingga mereka bisa membunuh dua burung dengan satu batu,” kata Araghchi, dikutip dari Iran International.
Sebelumnya, Trump telah menegaskan kembali sarannya untuk memindahkan warga Palestina keluar dari Jalur Gaza.
Trump mengklaim ingin memberikan kehidupan yang layak bagi warga Palestina.
“Saya ingin mereka tinggal di wilayah yang memungkinkan mereka hidup tanpa gangguan, revolusi, dan kekerasan,” kata Trump kepada wartawan, dikutip dari Anadolu Ajansi.
Pada hari Sabtu (25/1/2025), ia menyarankan agar Yordania dan Mesir menerima lebih banyak warga Palestina dari Gaza.
Ia mengaku telah berdiskusi dengan Raja Yordania Abdullah II mengenai pembangunan perumahan untuk lebih dari satu juta warga Palestina dari Gaza ke negara-negara tetangga.
Selain itu, ia juga menyatakan rencana pembicaraan dengan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi mengenai isu yang sama.
Namun, kedua negara tersebut menegaskan kembali penolakan mereka terhadap pemukiman kembali warga Palestina.
Rencana tersebut juga ditolak mentah-mentah oleh Otoritas Palestina (PA) yang berbasis di Ramallah.
PA menilai bahwa usulan tersebut melanggar “garis merah” mereka dan bertentangan dengan hak-hak warga Palestina.
Sementara itu, Trump dalam pernyataan kepada wartawan mengakui bahwa upayanya bertujuan untuk menyelesaikan konflik di wilayah tersebut, meskipun ia menggunakan nada yang kontroversial.
“Anda berbicara tentang satu setengah juta orang, dan kami baru saja membersihkan seluruh tempat itu,” kata Trump.
Presiden mengatakan dia juga akan membahas masalah tersebut dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Menurut dua pejabat AS, Netanyahu dikabarkan akan melakukan kunjungan ke Gedung Putih untuk menemui Trump pada minggu depan.
Menurut rencana, Netanyahu diperkirakan akan berangkat menuju Gedung Putih pada hari Minggu dan kembali pada hari Rabu.
Juru bicara Netanyahu, Omer Dostri, menegaskan bahwa hingga kini perdana menteri belum menerima undangan resmi ke Gedung Putih.
Namun, seorang pejabat Israel mengungkapkan bahwa Netanyahu diharapkan mengunjungi Gedung Putih pada bulan Februari, meskipun tanggal pastinya masih belum ditentukan.
Sebagai informasi, usulan Trump ini muncul tepat seminggu setelah perjanjian gencatan senjata berlaku di Gaza pada 19 Januari, yang menangguhkan perang genosida Israel yang telah menewaskan lebih dari 47.300 warga Palestina.
(Tribunnews.com/Farrah)
Artikel Lain Terkait Donald Trump, Iran dan Konflik Palestina vs Israel
