Cerita Kapal Lamongan Tenggelam di Tengah Laut dan 6 Nelayan Selamat dari Maut

Cerita Kapal Lamongan Tenggelam di Tengah Laut dan 6 Nelayan Selamat dari Maut

Lamongan (beritajatim.com) – Kapal Nelayan KM. Fatimah Jaya 3 yang ditumpangi para nelayan asal Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, tenggelam di tengah Laut Jawa. Beruntung, 1 nakhoda dan 5 ABK (anak buah kapal) berhasil selamat dari maut dan kini telah dipulangkan.

Diketahui, awalnya KM Fatimah Jaya 3 berangkat dari Pelabuhan Brondong pada Jumat (22/3/2024) lalu sekira pukul 10.00 WIB. Kapal nelayan ini hendak mencari ikan dengan cara memancing.

Saat dalam perjalanan, tepatnya 6 mil menuju titik lokasi pemancingan, nahas kamar mesin kapal yang mereka tumpangi tiba-tiba bocor. Insiden ini terjadi pada pukul 02.00 WIB, Sabtu (23/3/2024).

Tanpa berpikir panjang, para nelayan pun segera menguras air yang menerobos masuk ke lambung kapal. Setelah bergulat hampir 1 jam, para nelayan tak kuasa menahan kondisi kapal yang sudah dipenuhi air hingga akhirnya tenggelam.

Dalam kondisi panik, para nelayan meraih peralatan seadanya untuk menyelamatkan diri. Beruntung terdapat jeriken dan bambu yang mereka rakit dengan tali dan bisa digunakan untuk tetap bertahan.

Mereka berupaya sekuat tenaga mengapung selama kurang lebih 2 jam di lokasi tenggelamnya kapal hingga berhasil ditemukan oleh kapal penumpang MV Intan Daya 12, yang dinakhodai oleh Capt. Nampor Ginting.

Para nelayan bernasib sial itu ditemukan usai mengirim isyarat lampu sorot yang diarahkan ke MV Intan Daya 12 yang kala itu melakukan dinas pelayaran dari Jakarta menuju Makassar. Proses evakuasi dan penyelamatan terhadap 6 ABK itu pun berhasil dilakukan oleh kru.

Berdasarkan keterangan dari Ketua Rukun Nelayan (RN) Brondong bernama Mugiyanto, belakangan diketahui bahwa enam nelayan yang tenggelam itu meliputi Sabar (61) selaku nakhoda/juragan, dan kelima ABK yakni Suripto (56), Kacung (60), Asis (46), Bambang (53) dan Suripto (45).

“Seluruh nelayan yang berhasil diselamatkan kemudian dibawa ke Pulau Bawean, Gresik. Dari situ lalu kami kordinasi dengan Pol Airud dan RN Nelayan Bawean untuk pemulangan,” ujar Mugiyanto, Senin (25/3/2024).

RN Brondong, Pol Airud, serta RN Bawean bersepakat untuk segera mengantarkan para korban pulang melalui kapal penyeberangan yang beroperasi dengan rute Bawean-Paciran pada Minggu (24/3/2024), sekira pukul 01.00 WIB.

Semua pihak akhirnya bisa bernafas lega. Para korban telah dipulangkan ke rumah masing-masing usai dimintai keterangan dan diperiksa kondisi kesehatanya.

“Alhamdulillah, para korban dalam kondisi baik dan sudah pulang ke keluarganya masing- masing,” tutup Mugiyanto.[riq/aje]