Kebakaran Los Angeles dan Hadis Nabi tentang Bahaya Api

Kebakaran Los Angeles dan Hadis Nabi tentang Bahaya Api

Jakarta, Beritasatu.com – Beberapa hari yang lalu, kebakaran besar melanda Los Angeles. Insiden ini menghanguskan ribuan hektare lahan dan menjalar hingga ke area pemukiman, termasuk kawasan terkenal Hollywood Hills. Ternyata, ada hadis Nabi mengenai relevansi bahaya soal api ini.

Kejadian yang menimpa Los Angeles mengingatkan pada pentingnya kewaspadaan terhadap bahaya api, sebagaimana telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam berbagai hadis.

Rasulullah SAW memberikan panduan praktis kepada para sahabatnya untuk mencegah risiko kebakaran, seperti memastikan api telah padam sebelum tidur, menutup pintu, dan menjaga agar sumber api tetap terkendali.

Meskipun nasihat tersebut diberikan di masa lalu dengan konteks yang sederhana, relevansinya tetap dapat diterapkan di masa kini. Risiko kebakaran modern sering kali dipicu oleh penggunaan listrik, teknologi, dan alat-alat lainnya.

Dilansir dari NU Online, berikut adalah beberapa hadis Nabi Muhammad SAW terkait bahaya kebakaran.

1. Jangan tinggalkan api ketika tidur

لَا تَتْرُكُوا النَّارَ فِي بُيُوتِكُمْ حِينَ تَنَامُونَ؛ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Artinya: “Jangan tinggalkan api di rumah kalian ketika tidur.” (Muttafaqun ‘alaih).

Hadis ini mengajarkan pentingnya memadamkan api sebelum tidur untuk mencegah terjadinya kebakaran. Dalam penjelasan An-Nawawi, larangan tersebut mencakup semua jenis sumber api, seperti lentera, lilin, atau lampu minyak. Namun, jika api tersebut dianggap aman, seperti lampu gantung di masjid, maka larangan ini tidak berlaku karena tidak ada alasan yang mengharuskan hal itu. (Syarh Shahih Muslim, jilid V, halaman 193).

Di masa kini, tindakan ini dapat diterjemahkan sebagai kewaspadaan terhadap sumber-sumber api modern. Contohnya, memastikan peralatan listrik aman, memeriksa instalasi listrik secara berkala, serta menggunakan alat pendeteksi asap atau alarm kebakaran.

2. Api adalah musuh

عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: احْتَرَقَ بَيْتٌ بِالْمَدِينَةِ عَلَى أَهْلِهِ مِنَ اللَّيْلِ، فَحَدَّثَ بِشَأْنِهِمُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: إِنَّ هَذِهِ النَّارَ إِنَّمَا هِيَ عَدُوٌّ لَكُمْ، فَإِذَا نِمْتُمْ فَأَطْفِئُوهَا عَنْكُمْ. رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ

Artinya: “Dari Abu Musa ra, ia berkata: ‘Sebuah rumah di Madinah terbakar pada malam hari yang merugikan keluarga penghuninya.’ Nabi SAW mengomentari peristiwa tersebut: ‘Sesungguhnya api ini adalah musuh kalian. Jika kalian hendak tidur, matikanlah api!” (HR Al-Bukhari).

Api disebut sebagai musuh karena sifat destruktifnya yang dapat merusak tubuh dan harta benda. Meskipun api juga memiliki manfaat, penggunaannya harus dikendalikan dengan baik. (Fathul Bari, jilid XI, halaman 86). Oleh karena itu, Nabi SAW menekankan pentingnya kehati-hatian dalam menggunakan api.

3. Memadamkan api dengan takbir

إِذَا رَأَيْتُمُ الْحَرِيقَ فَكَبِّرُوا؛ فَإِنَّ التَّكْبِيرَ يُطْفِئُهُ

Artinya: “Jika kalian melihat kebakaran, bertakbirlah; karena takbir dapat memadamkannya.” (HR At-Thabarani dalam Ad-Du’a, jilid I, halaman 307).

Hadis ini mengajarkan untuk mengucapkan takbir saat melihat kebakaran. Namun, hal ini tidak berarti hanya mengandalkan takbir tanpa tindakan nyata. Menurut Al-Hafizh Al-Munawi, takbir adalah ungkapan keyakinan pada kuasa Allah yang dapat memadamkan api. Sementara itu, tindakan fisik, seperti menggunakan alat pemadam kebakaran, tetap menjadi kewajiban. (Faidhul Qadir, jilid VI, halaman 418).

Takbir juga dapat dipahami sebagai simbol pengakuan bahwa segala sesuatu berada dalam kendali Allah, termasuk bencana kebakaran. Dengan takbir, seseorang mengakui kebesaran-Nya, sekaligus berusaha mengatasi kerusakan yang terjadi.

Dari hadis Nabi di atas, bisa dipelajari bahwa Nabi Muhammad SAW telah memberikan panduan untuk menghadapi risiko kebakaran dengan langkah-langkah preventif. Pesan-pesan tersebut tetap relevan hingga saat ini, terutama dengan risiko kebakaran yang sering kali dipicu oleh teknologi modern.