Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Berkat Beasiswa Freeport, Sephia Jangkup Jadi Dokter Perempuan Pertama dari Suku Amungme Nasional 15 Januari 2025

Berkat Beasiswa Freeport, Sephia Jangkup Jadi Dokter Perempuan Pertama dari Suku Amungme
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        15 Januari 2025

Berkat Beasiswa Freeport, Sephia Jangkup Jadi Dokter Perempuan Pertama dari Suku Amungme
Tim Redaksi
KOMPAS.com
– Sephia Chrisilla Jangkup menjadi dokter perempuan pertama dari Suku Amungme setelah menyelesaikan kuliah dan pendidikan profesinya di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Kristen Indonesia (UKI). 
Sephia yang merupakan penerima program beasiswa pendidikan PT
Freeport
Indonesia (
PTFI
) memiliki mimpi besar untuk bisa kembali berkontribusi sebagai tenaga kesehatan di tanah Papua.  
Direktur dan Executive Vice President Sustainable Development PTFI Claus Wamafma turut menghadiri pengukuhan sumpah dokter Sephia di UKI, Jakarta, baru-baru ini.  
Claus mengatakan, dengan semakin banyaknya mahasiswa dari suku Amungme dan Kamoro yang menempuh pendidikan kedokteran, harapan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Kabupaten Mimika semakin besar. 
“Keberadaan dokter dari suku lokal sangat penting dalam memahami budaya dan kebutuhan masyarakat setempat sehingga pelayanan kesehatan dapat lebih efektif  dan relevan,” katanya dalam siaran pers, Rabu (15/1/2025).
Claus menyebutkan, pencapaian Sephia sebagai dokter perempuan pertama Suku Amungme adalah sebuah prestasi membanggakan.
Menurutnya, pencapaian itu menjadi inspirasi bagi generasi muda di Papua untuk mengejar pendidikan tinggi dan berkontribusi dalam bidang profesional lainnya. 
“Sephia adalah contoh nyata bagaimana dukungan pendidikan dapat mengubah hidup individu dan komunitas,” ungkapnya.  
Claus menambahkan, Sephia menjadi penyemangat untuk terus meneguhkan komitmen dalam membangun Papua. 
“Ini adalah pelajaran penting bagi siapa pun yang ingin membangun dan  memajukan Papua. Tidak ada hasil yang diraih secara instan, untuk membangun tanah Papua yang kita cintai ini, dibutuhkan komitmen jangka panjang,” katanya. 
Dia mengatakan, PTFI telah dan terus melanjutkan pembangunan Papua yang berkelanjutan.  
Adapun Sephia adalah salah satu dari ribuan penerima beasiswa pendidikan dari PTFI yang dikelola Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK). 
Beasiswa pendidikan itu merupakan komitmen PTFI dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di sekitar wilayah operasi perusahaan dan mendukung pendidikan generasi muda Papua khususnya di Kabupaten Mimika. 
Total beasiswa aktif PTFI melalui YPMAK pada akhir 2024 mencapai 4.059 siswa, mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. 
YPMAK adalah pengelola Dana Kemitraan PTFI untuk masyarakat asli Papua yang berasal dari Suku Amungme dan Suku Kamoro serta masyarakat asli Papua lainnya.  
Yayasan itu didirikan untuk mendukung pemerintah mewujudkan kehidupan  masyarakat yang sehat, berpendidikan, bersaing dalam sistem ekonomi modern, dengan tetap melestarikan sumber daya alam, budaya, dan warisan masyarakat asli Papua sesuai kearifan lokal. 
Selain beasiswa tersebut, YPMAK juga mempunyai kegiatan di bidang pendidikan lain, yakni pengelolaan enam asrama untuk anak-anak Papua dengan 1.695 siswa  pada 2024.  
Usai prosesi wisuda, Sephia mengaku sejak kecil mempunyai motivasi yang kuat untuk menjadi dokter. 
“Sejak kecil saya sudah berpegang teguh bahwa saya harus menjadi dokter di kemudian hari,” ungkapnya.  
Keinginannya untuk melayani masyarakat di kampung halamannya Aroanop,  mendorongnya untuk memaksimalkan beasiswa PTFI melalui YPMAK dengan sebaik-baiknya. 
“Saya berterima kasih kepada PT Freeport Indonesia, YPMAK, Yayasan Binterbusih, atas dukungan beasiswa ini. Impian masa kecil saya untuk menjadi dokter terwujud,” katanya.  
Sephia juga berpesan kepada adik-adik penerima beasiswa untuk tetap semangat dan harus mempergunakan kesempatan beasiswa PTFI sebaik-baiknya untuk menyelesaikan pendidikan dan kembali membangun Mimika. 
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.