Jakarta, CNBC Indonesia – Beberapa waktu lalu, NASA menemukan asap di atas Antartika. Gambar dari gletser Pine Island diabadikan satelit Landsat 8 milik Survei Geologi AS pada 10 Oktober 2024 lalu.
Gambar yang diambil awalnya diperkirakan Sea Smoke atau Asap Laut. Ahli Glasiologi di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA, Christopher Shuman mengatakan gambar tersebut menunjukkan kekuatan angin.
Namun ternyata asap itu adalah fenomena kabut yang terjadi karena adanya uap yang naik. Asap terbentuk karena adanya perbedaan suhu, saat itu udara dingin melintas di atas air yang hangat.
Angin yang berhembus itu akan mendorong air dan es laut menjauh. Dengan begitu akan digantikan oleh air yang hangat, dikutip dari USA Today, Selasa (14/1/2025).
USA Today melaporkan fenomena angin bsia membantu para ilmuwan memahami perubahan iklim di Antartika. Termasuk yang terjadi di gletser Pine Island.
Sebagai informasi Pine Island adalah salah satu jalur utama es dari lapisan es Antartika barat ke laut Amundsen. Di sisi lain, Gletser Pine menjadi salah satu yang paling cepat mencair di Antartika.
Sejumlah es telah tercatat mencair di wilayah tersebut. Ini terjadi dalam tiga dekade terakhir, seiring fenomena pemanasan global dan perubahan iklim.
Salah satunya adalah gletser yang mencair pada 2020 lalu. Kabarnya gletser tersebut berukuran dua kali lipat dari wilayah Washington DC.
Pine memiliki banyak cukup es, yang berdampak membuat permukaan laut naik secara global. Dilaporkan kenaikannya bisa mencapai sekitar 121 cm.
(fab/fab)