Sehari Seusai Yaman Diguyur Bom AS Cs, Houthi Klaim Geruduk USS Harry Truman di Laut Merah
TRIBUNNEWS.COM – Kelompok Ansarallah (Houthi) di Yaman mengumumkan kalau mereka telah menargetkan kapal induk Amerika Serikat (AS), USS Harry Truman di Laut Merah dengan sejumlah rudal bersayap dan drone.
Juru bicara militer kelompok tersebut, Yahya Saree, pada Sabtu dilansir Khaberni, Minggu (12/1/2025), serangan terhadap kapal induk Amerika adalah itu yang kelima sejak kedatangannya di Laut Merah pada pertengahan Desember.
“Serangan Houthi tersebut juga menargetkan sejumlah kapal perang di unit serang kapal induk (carrier strike group) tersebut di Laut Merah bagian utara,” kata laporan Khaberni.
Yahya Saree menambahkan, serangan yang dilakukan oleh kekuatan rudal dan angkatan udara tak berawak mencapai tujuannya dan memaksa kapal induk Amerika meninggalkan wilayah operasinya.
Juru bicara tersebut mengindikasikan, “Pasukan kelompok Houthi siap menghadapi eskalasi Amerika atau Israel di Yaman.”
Ia juga menegaskan kembali kelanjutan operasi militer mereka, dan menyatakan bahwa “mereka tidak akan berhenti kecuali agresi dihentikan dan pengepungan di Jalur Gaza.” diangkat.”
Belum ada komentar dari Amerika Serikat atas pernyataan juru bicara militer Houthi tersebut.
Asap mengepul dari lokasi serangan udara Israel yang menargetkan pembangkit listrik di ibu kota Yaman, Sana’a, pada 19 Desember 2024. (AFP)
Sehari Sebelumnya AS Cs Guyur Yaman Pakai Bom
Ini adalah serangan kedua yang diumumkan oleh Houthi terhadap Truman dalam waktu 24 jam, dan itu terjadi sehari setelah ibu kota, Sanaa, dan berbagai wilayah di Yaman utara dan barat menjadi sasaran pemboman Israel, Amerika, dan Inggris, menurut apa yang dilakukan kelompok Houthi. diumumkan dan dikonfirmasi oleh Israel.
Serangan udara dilakukan dengan menargetkan ibu kota Yaman, Sana’a, dan wilayah lainnya, menurut media yang berafiliasi dengan Houthi.
Serangan AS dan Inggris juga menargetkan wilayah sebelumnya di utara Sanaa, menurut laporan media Yaman.
Media berbahasa Ibrani melaporkan bahwa koalisi AS-Inggris pertama kali melancarkan serangan udara, diikuti oleh serangan “Israel” di pelabuhan Hodeida.
Laporan tersebut juga menyatakan bahwa serangan itu menghantam pelabuhan Hodeidah dan Ras Isa di Yaman barat, serta pembangkit listrik Haziz di Sana’a.
Menurut Lembaga Penyiaran Publik Israel, serangan tersebut terdiri dari tiga gelombang, yang menargetkan berbagai lokasi, termasuk fasilitas penyimpanan rudal balistik dan pesawat tak berawak.
Ini menandai serangan gabungan pertama terhadap Yaman.
Saluran Ibrani 12 melaporkan bahwa lebih dari 20 serangan menghantam beberapa lokasi di Sana’a dan Hodeidah.
Drone canggih MQ-9 Reaper milik pasukan Amerika Serikat dibidik sistem pertahanan udara Houthi Yaman. Ini menjadi drone ke-13 yang ditembak jatuh. Houthi juga menyerang Bandara Ben Gurion, Tel Aviv Israel dan pembangkit listrik di Yerusalem, Israel. (DSA/Tangkap Layar)
14 Drone MQ-9 Reaper Ditembak Jatuh
Selain itu, Yahya Saree mengonfirmasi, sebanyak 14 drone Amerika Serikat (AS) telah ditembak jatuh dalam waktu satu tahun.
Di sisi lain, Ketua Dewan Politik Tertinggi kelompok Houthi, Mahdi Al-Mashat, mengatakan kalau pertahanan udara Angkatan Bersenjata Yaman (YAF) mampu “menetralisir pesawat mata-mata terbaru Amerika Serikat (MQ-9 Reaper), dan menembak jatuh 14 di antaranya dalam satu tahun serangan.
“Angka ini merupakan rekor yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata dia dalam pidatonya kemarin, Sabtu.
Dia juga mengungkapkan sistem baru yang digunakan untuk menargetkan Israel.
“Pasukan kami memperkenalkan sistem baru, dipimpin oleh rudal hipersonik Palestine 2, dan drone Jaffa, yang mampu menembus semua sistem pertahanan udara paling modern di dunia, dan berhasil mencapai sasarannya. Hal itu didokumentasikan oleh lensa kamera Israel, dan para pemimpin serta penjahat Entitas ini (Israel) mengakuinya,” kata dia.
Ia melanjutkan, “Dengan diluncurkannya rudal hipersonik Yaman, negara kita saat ini telah menjadi salah satu negara maju di bidang rudal, karena hanya sedikit negara di dunia yang memiliki teknologi ini.”
Mengenai masa depan operasi kelompok tersebut, Al-Mashat mengatakan, “Serangan kami akan terus berlanjut untuk mendukung Gaza, dan tidak akan berhenti apa pun yang terjadi, dan tidak menimbulkan bahaya bagi siapa pun kecuali mereka yang membahayakan Yaman dan Gaza. ”
Sebagai solidaritas dengan Gaza dalam menghadapi agresi Israel, Houthi telah menyerang kapal kargo Israel atau kapal kargo terkait di Laut Merah sejak November 2023 dengan rudal dan drone, dan mereka juga menyerang sasaran di Israel.
Sejak awal tahun 2024, Washington dan London telah mulai melancarkan serangan udara dan serangan rudal terhadap situs Houthi di Yaman.
Kelompok ini menanggapi dengan mengumumkan bahwa mereka kini menganggap kapal-kapal Amerika dan Inggris sebagai salah satu target militernya, dan memperluas serangannya terhadap kapal-kapal yang melewati Laut Arab dan Samudera Hindia atau tempat mana pun yang menjadi jangkauan senjata mereka.