JAKARTA – Kepala Departemen Pemadam Kebakaran (Damkar) Los Angeles (LA) atau LAFD, Kristin Crowley mengatakan pemotongan anggaran menghambat pihaknya untuk menanggapi bencana darurat. Hal itu diungkapkan Crowley sebelum kebakaran hutan melanda LA.
Mengutip CBS News, Jumat 10 Januari, keluhan akan pemotongan anggaran tersebut telah tertulis dalam memo departemen damkar LA tertanggal Juli 2024.
Crowley mengatakan, pemangkasan anggaran jam lembur sebesar 7 juta dolar AS telah membuat departemen kebakaran Los Angeles kesulitan melakukan sejumlah mitigasi kebakaran berskala besar seperti pembersihan semak belukar dan kontrol terhadap rumah-rumah.
Pemotongan anggaran departemen damkar LA tahun 2024 itu telah menghapus 58 jabatan, penyesuaian gaji pegawai, dan penghapusan biaya sebanyak satu kali, seperti pembelian peralatan alat bantu pernapasan untuk petugas.
Keluhan akan masalah pendanaan dan kepegawaian juga telah disampaikan Komisaris Departemen Damkar LA, Genethia Hudley-Hayes dalam rapat bersama dewan LA pada 17 Desember 2024.
“Tidaklah tidak adil untuk mengatakan bahwa kita sedang dalam mode krisis di dalam Departemen Pemadam Kebakaran Los Angeles,” kata Hudley-Hayes.
“Siapa pun yang mengenal anggota dewan harus pergi ke dewan kota, berbicara dengan anggota dewan tersebut, berbicara di dewan lingkungan mereka, melakukan apa pun yang perlu mereka lakukan karena kita benar-benar berada pada titik krisis,” lanjutnya.
Saat ditanya awak media dalam konferensi pers, Kamis 9 Januari 2025, Wali Kota LA, Karen Bass mengatakan pemangkasan anggaran tidak memengaruhi kemampuan departemen damkar LA untuk menangani kebakaran yang terjadi saat ini.
“Tidak ada pengurangan yang dilakukan yang akan memengaruhi situasi yang sedang kita hadapi selama beberapa hari terakhir,” katanya,” kata Bass.
Bass menekankan, departemen damkar LA juga menerima dana tambahan dari kontrak kota dengan serikat pekerja.
Dia menekankan, yang terpenting saat ini fokus menghadapi kebakaran hutan LA yang telah menghanguskan banyak rumah dan fasilitas umum dan diperparah angin kencang sehingga potensi titik api merembet sangat tinggi.
“Badai angin yang belum pernah terjadi sebelumnya, angin yang sangat kencang yang belum pernah kita lihat selama bertahun-tahun, adalah konteks saat kita menghadapi ini,” sambungnya.