Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Mengenal Gig Economy: Sistem Kerja Fleksibel yang Populer di Era Digital – Page 3

Mengenal Gig Economy: Sistem Kerja Fleksibel yang Populer di Era Digital – Page 3

Liputan6.com, Jakarta Gig Economy menjadi sorotan sebagai alternatif sistem kerja di era modern. Dalam model ini, pekerja lepas atau freelancer menyelesaikan proyek-proyek tertentu tanpa terikat kontrak kerja jangka panjang. Dengan kemajuan teknologi, sistem kerja ini terus tumbuh dan membawa perubahan signifikan pada pasar kerja tradisional.

Gig Economy memungkinkan individu untuk bekerja secara fleksibel, baik dari segi waktu maupun lokasi. Dengan bantuan platform digital seperti Upwork, Fiverr, dan Sribulancer, pekerja dapat menawarkan jasa mereka kepada klien di seluruh dunia. Pandemi Covid-19 juga turut mempercepat adopsi sistem ini, ketika banyak perusahaan mulai mengandalkan tenaga kerja fleksibel untuk menekan biaya operasional.

Gig Economy membuka peluang bagi siapa saja yang memiliki keterampilan tertentu untuk bersaing di pasar global. “Jadi pekerja bisa memilih bekerja dari manapun, tidak terikat akan kontrak tempat mereka bekerja. Kita sudah melihat tren ini masuk seiring dengan tren bekerja WFA. Banyak yang resign dari pekerjaan utama untuk bekerja sebagai pekerja gig atau freelance,” kata Pengamat Ekonomi Celios Nailul Huda kepada Liputan6.com, Rabu (8/1/2025).

Belum lama ini, fenomena gig economy atau ekonomi serabutan sempat disinggung oleh Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi). Jokowi menilai, tren ekonomi serabutan berpotensi membuat perusahaan lebih memilih pekerja dengan kontrak jangka pendek, seperti freelancer, demi mengurangi risiko ketidakpastian global yang sedang terjadi.

Namun di sisi lain ekonomi serabutan juga bisa mempekerjakan seseorang di dalam negeri maupun luar negeri. Dengan begitu, kesempatan kerja menjadi semakin sempit dan berkurang.

“Hati-hati dengan ini, ekonomi serabutan, ekonomi paruh waktu. Kalau tidak dikelola dengan baik, ini akan menjadi tren. Perusahaan lebih memilih pekerja independen, perusahaan lebih memilih pekerja yang freelancer,” kata Jokowi, dikutip dari tayangan langsung YouTube Sekretariat Presiden di Jakarta.