Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Pengakuan Oknum TNI AL Penembak Bos Rental, Merasa Jadi Korban, Tak Tahu Mobil Hasil Penggelapan

Pengakuan Oknum TNI AL Penembak Bos Rental, Merasa Jadi Korban, Tak Tahu Mobil Hasil Penggelapan

TRIBUNJATENG.COM – Pengakuan oknum TNI AL yang menembak bos rental mobil hingga tewas.

Setelah diperiksa, oknum TNI AL yang menembak bos rental di KM 45 Tol Tangerang-Merak mengungkap pengakuan hingga alibi yang mengejutkan.

Ia mengaku ikut menjadi korban pengeroyokan saat diamankan oleh korban di TKP.

Oknum TNI AL itu juga mengaku tak tahu jika mobil yang dibelinya adalah hasil penggelapan.

Sebagai prajurit yang dibekali senjata tajam, oknum TNI itu melakukan upaya bela diri dengan menembakkan senjata ke arah korban.

Alibi dan pengakuan oknum TNI Al itu diungkap oleh Pangkoarmada RI Laksamana Madya TNI Denih Hendrata dalam konferensi pers, Senin (6/1/2024) siang.

Denih menuturkan, pelaku tidak tahu bahwa mobil yang dibelinya adalah hasil penggelapan.

“Sementara ini, kita melihatnya murni sebagai pembeli karena ingin memiliki sebagai kendaraan untuk pribadi,” kata dia dikutip dari Kompas TV, Senin.

Ia juga menyebutkan bahwa para pelaku tidak terlihat merasa bersalah atas kejadian itu.

“Menurut pengakuan salah satu anggota, dia beli Rp 40 juta, itu mobil dibeli tanpa surat,” kata dia.

Bahkan menurut Denih, uang itu baru transaksi DP dari harga yang ditawarkan.

“Pembelian online Rp 130 juta, karena penjual tidak bisa memberikan STNK dan BPKB, sebetulnya mau dicancel, tapi karena bujuk rayu akhirnya dibawa juga,” jelas dia.

Ia juga mengungkap satuan dari ketiga pelaku.

“Ada tiga, dua dari kopaska armada 1, dan satu itu dari Bontang,” tuturnya.

Terkait senjata yang dilakukan pelaku, kata dia, yakni merupakan senjata inventaris.

Denih juga menyinggung soal dugaan pengeroyokan yang dilakukan oleh korban bersama anak dan rekannya.

Menurut Denih, anggotanya sedang berusaha membela diri saat peristiwa itu terjadi.

“Kalau bicara pengeroyokan, kan tidak tahu siapa yang akan mati. Kita saja kalau dikeroyok kan akan membela diri, mungkin ini digunakan karena ada senjata api yang dibawa,” jelas dia.

“Pengeroyokan juga kan tidak berpikir resiko bahwa yang dikeroyok itu akan mati. Kill or to be killed (terbunuh atau membunuh),” tambahnya.

Sementara itu, Danpupspomal Laksamana Muda TNI Samista mengatakan anggotanya saat ini sudah ditahan.

“Sekarang sudah dalam proses penyidikan. Pelaku sudah kami amankan. Yakinkan kepada kami bahwa kami akan memproses,” kata dia.

Ia juga memastikan bahwa hanya satu anggota yang melakukan penembakan.

“Satu anggota yang menembak. Dua orang ditembak oleh satu orang,” tandasnya.

Sudah tangan ketiga

Kapolda Banten Irjen Pol Suyudi Ario Seto menuturkan, peristiwa penembakan ini berawal dari kasus penggelapan sebuah kendaraan.

Oknum TNI AL itu, kata Suyudi, berperan sebagai pembeli.

“Terjadi penyewaan Honda Brio orange yang disewa oleh seorang warga Pandeglang bernama AS. Selanjutnya AS ini menyerahkan kepada IH, yang saat ini masih DPO,” kata Suyudi.

IH, kata dia, bukan hanya dititipkan kendaraan oleh AS, tapi menyiapkan KTP dan KK palsu atas nama AS.

“Dari IH menyerahkan lagi ke RH, RH kemudian dijual kepada IS dengan harga Rp 23 juta, dari RH baru dijual kepada AA, oknum TNI AL. Melalui SY harganya naik menjadi Rp 40 juta,” tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Bogor