Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Bey Machmudin Jelaskan Soal Rebranding BRT Bandung Raya Jadi Metro Jabar Trans

Bey Machmudin Jelaskan Soal Rebranding BRT Bandung Raya Jadi Metro Jabar Trans

JABAR EKSPRES – Sistem transportasi di Bandung dan sekitarnya, Bus Rapid Transit (BRT) Bandung Raya, kini di-rebranding menjadi Metro Jabar Trans (MJT) pada Selasa, 31 Desember.

Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, menjelaskan bahwa rebranding ini penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa Jawa Barat kini memiliki sistem transportasi bus yang terintegrasi.

Selain itu, langkah ini juga bertujuan untuk memotivasi pemerintah daerah agar lebih serius dalam mengelola sistem transportasi ini.

“Rebranding BRT menjadi MJT sangat penting untuk mengingatkan masyarakat bahwa kita sudah memiliki sistem bus terintegrasi. Ini juga menjadi pengingat bagi kami, Pemerintah Provinsi, untuk menangani MJT dengan lebih serius,” kata Bey usai peluncuran rebranding BRT Bandung Raya di Gedung Sate, Bandung, Selasa (31/12).

BACA JUGA: 1.280 Kasus Korupsi, Polri Selesaikan 431 Kasus Sepanjang 2024

Menurut Bey, rebranding ini juga mengingatkan Pemprov Jawa Barat bahwa MJT bukan sekadar soal memiliki bus yang beroperasi, tetapi harus memperhatikan berbagai komponen penting, seperti bus, operator, dan sistem operasionalnya. Selain itu, perlu ada integrasi dengan angkutan kota (angkot).

“Saya berharap ini merupakan awal yang baik, meskipun masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Saya meminta semua pihak terkait untuk serius mengerjakannya bersama-sama,” ujarnya.

Bey juga mengungkapkan bahwa Organda (Organisasi Angkutan Darat) mendukung penuh inisiatif ini, dengan angkot berperan sebagai pengumpan (feeder) bagi MJT.

Rute angkot akan disesuaikan agar tidak bersinggungan dengan rute utama bus.

BACA JUGA: Resmi! Presiden Prabowo Umumkan Kenaikan Tarif PPN Jadi 12 Persen, Berlaku Mulai Besok! 

“Misalnya, jika sudah ada rute MJT di suatu lokasi, angkot akan berfungsi sebagai feeder, dan sebaliknya. Angkot akan mendukung jalur utama bus,” jelas Bey.

Selain itu, Bey berharap Jawa Barat bisa mencontoh sistem pengelolaan transportasi yang telah sukses diterapkan di Jakarta, seperti integrasi antar moda transportasi dengan tarif yang tetap meskipun berganti armada.

“Jangan ragu mencontoh Jakarta. Saya berharap sistem satu tarif untuk seluruh jurusan di MJT bisa segera diterapkan, misalnya jika seseorang ingin bepergian dari Dago ke Padalarang, cukup satu kali bayar meskipun harus berganti armada di Alun-Alun,” ujarnya.