Jakarta, CNBC Indonesia – Kecanggihan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) kecil kemungkinan untuk dimusnahkan manusia dalam 30 tahun ke depan.
Geoffrey Hinton mengatakan bahwa ada 10% hingga 20% kemungkinan AI akan menyebabkan kepunahan manusia dalam tiga dekade, karena perubahan yang terjadi begitu cepat.
Mengutip The Guardian, Ilmuwan komputer Inggris-Kanada memperingatkan bahwa kecepatan perubahan teknologi ini jauh lebih cepat daripada yang diperkirakan.
Hinton, yang tahun ini dianugerahi hadiah Nobel dalam bidang fisika untuk karyanya di bidang AI, mengatakan bahwa ada kemungkinan 10% hingga 20% bahwa AI akan menyebabkan kepunahan manusia dalam tiga dekade mendatang.
Sebelumnya, Hinton pernah mengatakan bahwa ada 10% kemungkinan teknologi ini akan memicu bencana besar bagi umat manusia.
Saat ditanya dalam program Today di BBC Radio 4, apakah Ia telah mengubah analisisnya tentang potensi kiamat AI dan kemungkinan satu dari 10 hal tersebut akan terjadi, ia mengatakan: “Tidak juga, 10% hingga 20%.”
Hinton mengatakan bahwa manusia akan menjadi seperti balita jika dibandingkan dengan kecerdasan sistem AI yang sangat kuat.
“Saya suka mengibaratkannya sebagai: bayangkan diri Anda dan anak berusia tiga tahun. Kita akan menjadi anak berusia tiga tahun,” ujarnya dikutip Sabtu (28/12/2024).
AI sebagai sistem komputer yang melakukan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia.
Tahun lalu, Hinton menjadi berita utama setelah mengundurkan diri dari pekerjaannya di Google untuk berbicara lebih terbuka tentang risiko yang ditimbulkan oleh pengembangan AI yang tidak terkendali.
Ia mengkhawatirkan bahwa AI akan menjadi aktor jahat yang akan menggunakan teknologi untuk menyakiti orang lain. Kekhawatiran utama para pegiat keamanan AI adalah bahwa penciptaan kecerdasan umum buatan, atau sistem yang lebih pintar daripada manusia, dapat menyebabkan teknologi ini menimbulkan ancaman eksistensial dengan menghindari kontrol manusia.
“Saya tidak mengira bahwa kita akan sampai pada titik ini sekarang. Saya pikir pada suatu saat di masa depan kita akan sampai di sini,” ungkapnya.
“Karena situasi yang kita hadapi saat ini adalah sebagian besar ahli di bidang ini berpikir bahwa suatu saat, mungkin dalam 20 tahun ke depan, kita akan mengembangkan AI yang lebih pintar dari manusia. Dan itu adalah pemikiran yang sangat menakutkan,” lanjutnya.
Hinton mengatakan bahwa laju perkembangannya sangat cepat, jauh lebih cepat daripada yang diperkirakan dan Ia menyerukan adanya regulasi dari pemerintah terhadap teknologi ini.
“Kekhawatiran saya adalah bahwa tangan yang tidak terlihat tidak akan membuat kita aman. Jadi, menyerahkannya pada motif keuntungan perusahaan-perusahaan besar tidak akan cukup untuk memastikan mereka mengembangkannya dengan aman,” katanya.
“Satu-satunya hal yang dapat memaksa perusahaan-perusahaan besar tersebut untuk melakukan lebih banyak penelitian tentang keselamatan adalah peraturan pemerintah,” imbuhnya.
(luc/luc)