Jakarta, Beritasatu.com – Sebanyak 15.976 narapidana termasuk anak binaan beragama Kristen dan Katolik di seluruh Indonesia, mendapat remisi atau pengurangan masa pidana khusus dalam rangka perayaan Natal 2024. Sebanyak 119 orang langsung bebas.
Jumlah napi yang mendapat remisi khusus (RK) Natal 2024 dari pemerintah sebanyak 15.807 orang. Perinciannya adalah 15.691 napi menerima RK I atau pengurangan sebagian masa pidana, dan 116 mendapatkan RK II atau langsung bebas.
Selain itu, ada 169 anak binaan memperoleh pengurangan masa pidana (PMP) khusus Natal. Perinciannya 166 mendapatkan PMP I atau pengurangan sebagian dan tiga anak dapat PMP II atau langsung bebas.
Besaran pengurangan masa pidana diperoleh napi dan anak binaan bervariasi, mulai dari 15 hari hingga dua bulan.
Penerima remisi khusus Natal 2024 terbanyak adalah Sumatera Utara dengan jumlah 3.196 narapidana. Disusul Nusa Tenggara Timur 1.894 narapidana, dan Papua 1.447 narapidana. Anak binaan yang menerima pengurangan masa pidana terbanyak juga berasal dari Sumatera Utara sebanyak 23 orang, Papua Barat 23 orang, dan Papua 20 orang.
Data Sistem Database Pemasyarakatan per 16 Desember 2024 mencatat total ada 274.166 tahanan, anak, narapidana, dan anak binaan di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, 19.968 orang beragama Nasrani.
Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan menyatakan pemberian resmisi khusus dan pengurangan masa pidana Natal 2024 berhasil menghemat anggaran negara hingga Rp 8.191.365.000 yang sebelumnya dialokasikan untuk kebutuhan makan narapidana dan anak binaan.
Pemberian remisi Natal ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan, Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 beserta perubahannya, serta Keputusan Presiden Nomor 174 Tahun 1999 tentang Remisi.
Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Agus Andrianto mengatakan pemberian remisi dan PMP merupakan bentuk penghargaan bagi narapidana dan anak binaan yang telah menunjukkan perilaku baik, menaati aturan, aktif mengikuti program pembinaan, dan telah menurun tingkat risikonya.
Menurutnya apresiasi ini juga bertujuan untuk menstimulus agar warga binaan dapat lebih cepat berintegrasi kembali dengan masyarakat.
“Sistem Pemasyarakatan melihat pemidanaan bukan sebagai balas dendam semata, namun harus mengedepankan pada aspek pembinaan sehingga mampu mengantarkan warga binaan untuk bertobat dan sadar atas kesalahan yang dilakukan,” ujar Agus, Rabu (25/12/2025).
Agus juga menyampaikan selamat kepada narapidana dan anak binaan yang merayakan Natal serta mendapatkan remisi. Ia mendorong para narapidana dan anak binaan untuk terus meningkatkan produktivitas dan memperbaiki diri.
“Saya berharap, pembinaan yang telah saudara-saudara sekalian terima dapat membangun kapasitas saudara menjadi sumber daya manusia yang potensial, sehingga kembalinya saudara ke tengah masyarakat dapat memberikan nilai manfaat,” katanya terkait pemberian remisi Natal 2024.