Jakarta –
Tumpukan parsel Natal memadati kawasan lantai 1 dan 2 Cikini Gold Center, Jakarta Pusat. Ini merupakan parsel-parsel yang dijajakan para pedagang tapi tak laku terjual. Adriana, penjual parsel di kawasan tersebut mengatakan hingga H-1 perayaan Natal 2024 ini tokonya sepi pembeli. Parsel-parsel yang sudah dibuatnya tergeletak begitu saja.
Beruntung parsel yang dijajakan tokonya berisi alat-alat makan seperti piring dan gelas, ada juga hiasan lain dari keramik dan kaca sehingga barang-barang masih bisa disimpan buat dijual lagi jika memang tak laku di perayaan Natal tahun ini.
“Alat makan itu nggak rusak, tahun depan cuma paling dibuka (bungkus parcel), terus di wrapping. Soalnya kalau disimpan lama kan paling bungkus luarnya saja yang kotor, perlu diganti,” kata Adriana saat ditemui detikcom, Selasa (24/12/2024).
Atau kalau tidak, Adriana bisa membongkar kembali parsel Natal yang sudah disiapkan untuk kemudian ganti pernak-pernik Hari Raya besar lainnya seperti Lebaran. Dengan begitu modal awal untuk membeli alat-alat makan ini tidak terbuang sia-sia.
“Ini kan Natal kan, nanti nggak lama kan lebaran, masih sisa gitu bisa saya pakai lagi, paling ganti hiasan sama tulisan jadi Lebaran,” ucapnya.
Menurutnya kondisi ini berbeda jika ia ikut berjualan parsel yang berisi makanan atau bahan konsumsi lainnya. Sebab parsel makanan memiliki tanggal kadaluarsa, sehingga tidak bisa dijual kembali jika sudah melewati masa berlakunya itu.
“Kalau (jualan parsel) cemilan nggak saya. Kalau nggak habis kan takut rusak, malah rugi. Jadi kalau nggak habis kan sayang, bisa expired berapa bulan. Ntar (parsel yang ada) dibukain sendiri, (isinya) dimakan sendiri,” terangnya.
Sementara itu pedagang lain di Cikini Gold Center, Sri, juga mengatakan penjualan parsel di tokonya jelang Nataru sangat landai. Hal ini terlihat dari banyaknya tumpukan parsel di depan toko miliknya.
“Orang yang datang ke sini sekarang sedikit. Saya biasanya juga jualan ke luar kota, kalau saya tuh cari uang di luar, sekarang kirim kalau ada beli. Tahun ini memang lagi kurang,” ucapnya.
“Lah ini, lihat saja sendiri masih banyak parsel belum laku,” sambung Sri lagi sembari menunjukkan banyaknya parsel yang terpanjang di depan tokonya.
Senada dengan Adriana, Sri mengatakan parsel-parsel yang saat ini tak laku bisa dimanfaatkan kembali untuk keperluan dagang di periode Hari Raya besar lainnya. Walaupun ia harus mengeluarkan modal lagi untuk membungkus ulang parsel yang ada.
“Ya sudah risiko dagang, tapi kalau parsel ini kan masih bisa diganti hiasan sama tulisannya terus dibungkus ulang. Biayanya nggak seberapa sih kalau bungkus ulang mah,” kata Sri.
Meski begitu, toko milik Sri turut menjual parsel berisi produk makanan seperti cemilan hingga sirup. Namun menurutnya produk makanan ini masih bisa digunakan kembali karena rata-rata waktu kadaluarsa yang lebih dari setahun.
“Itu kita beli baru semua, expired masih ada setahun. Masih bisa lah dipakai lagi selama jualnya nggak dekat-dekat expired. Misal beberapa bulan sebelum gitu masih aman, kan itu habis dibeli biasanya langsung dibongkar, dimakan paling berapa lama habis,” terangnya.
(fdl/fdl)