Jakarta –
PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) membukukan penurunan pendapatan 5,1% menjadi Rp 860,3 miliar dari Rp 906,4 miliar sepanjang periode Januari hingga September 2024. Akan tetapi, perseroan berhasil memangkas biaya operasional sebesar 26,3% dengan rincian beban PB menjadi Rp 296,6 miliar dan beban GA Rp 547,4 miliar di periode Januari hingga September 2024.
“VIVA year-on-year itu hanya mengalami penurunan 5%. Ini ditopang oleh pendapatan dari TVOne di mana kita tahu sendiri bahwa tahun ini adalah tahun spesial Pemilu dan Pilkada yang memberikan kontribusi yang cukup besar,” kata Direktur Intermedia Capital Tbk (MDIA) Arhya Winastu Satyagraha dalam Public Expose di Bakrie Tower, Jakarta, Senin (23/12/2024).
Dengan begitu VIVA berhasil meningkatkan Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) sebesar 11,3% menjadi Rp 97,1 miliar. Sehingga laba yang dibukukan VIVA sebesar Rp 21,5 miliar.
Arhya menuturkan, VIVA grup bersyukur telah berhasil melewati tantangan di mana pada awal tahun perseroan digugat di Pengadilan Niaga dan menjalankan proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
Kendati begitu, Arhya mengaku telah mencapai kesepakatan seiring dengan dikeluarkannya putusan homologasi perdamaian. Ia menyebut, untuk kreditur separatis dengan penyelesaian yang mudah dengan pembayaran yang dilakukan bertahap.
Begitu juga dengan kreditur konkuren yang juga akan dilakukan secara bertahap mulai dari masing-masing entitas usaha seperti ANTV, MDIA, TVOne, dan VIVA. Adapun pembayaran akan dilakukan sesuai dengan kesanggupan entitas.
“Ke depannya kita akan melihat bahwa tingkat rasio hutang akan menurun. Ini akan mencerminkan bahwa buku kita akan semakin sehat. Namun ada dampaknya sedikit kalau kita melihat dari sisi kepemilikan di MDIA, di mana nantinya ada delusi di saha MDIA yang cukup besar terdampak dari penyelesaian hutang kami,” tutupnya.
(kil/kil)