Jakarta –
Ada sejumlah faktor penghambat mobilitas sosial, salah satunya terkait ekonomi. Kemampuan ekonomi yang kurang baik dianggap menghalangi keinginan masyarakat untuk memperbaiki status sosial.
Sama halnya dengan perkembangan ekonomi yang tidak bisa maksimal, tanpa adanya dukungan dan hubungan sosial antara semua faktor. Untuk mengetahui hubungan ekonomi dan mobilitas sosial, berikut penjelasannya dikutip dari buku Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII SMP/MTs.
Pengertian Mobilitas Sosial
Dilihat dari asal katanya, mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis, yang artinya mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Sementara kata sosial bermakna hubungan seseorang dengan masyarakat.
Pengertian mobilitas sosial adalah perpindahan posisi atau status seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan lainnya. Misalnya seorang staf kantor beralih posisi menjadi manajer, atau seorang guru SD pindah ke SD lainnya.
Alasan Mengapa Faktor Ekonomi Menjadi Penghambat Mobilitas Sosial
Lantas mengapa faktor ekonomi menjadi penghambat mobilitas sosial? Faktor ekonomi akan menghambat mobilitas sosial ke arah yang lebih baik jika kondisi perekonomian sulit.
Hal ini terjadi, misalnya ketika masyarakat sulit memperoleh modal usaha, lapangan kerja sempit, daya beli masyarakat menurun sehingga pemasukan pedagang berkurang, atau masyarakat yang sulit memenuhi kebutuhan dasar. Masalah ekonomi tersebut akan membuat seseorang atau kelompok orang tidak bisa mengalami kenaikan mobilitas sosial.
Sebaliknya, faktor ekonomi bisa menjadi pendorong mobilitas sosial ketika modal usaha mudah didapat, lapangan kerja yang luas, daya beli masyarakat tinggi, dan masyarakat tercukupi kebutuhan dasarnya. Hal ini membuat orang bisa naik kelas, misalnya dari pengangguran menjadi karyawan atau pengusaha.
Faktor Lain yang Mempengaruhi Mobilitas Sosial
Selain faktor ekonomi, berikut ini sejumlah faktor yang juga mempengaruhi mobilitas sosial:
1. Faktor Struktural
Faktor struktural yang tertutup membuat mobilitas sosial sulit terwujud. Misalnya pada struktur masyarakat kerajaan yang membuat rakyat sulit menjadi petinggi negara. Atau pada sistem kasta, seorang sudra akan sulit berubah menjadi ksatria.
Sementara di Indonesia yang menganut sistem demokrasi, strukturnya lebih terbuka, sehingga siapa pun boleh mencalonkan sebagai pejabat negara. Delapan Presiden Indonesia memimpin negara setelah dipilih dalam Pemilu.
2. Faktor Individu
Faktor individu adalah pengaruh dari sikap dan pemikiran masing-masing orang. Setiap orang mungkin memiliki cara tersendiri. Misalnya dua orang sarjana sama-sama melamar pekerjaan, tetapi hanya satu yang dipilih karena memiliki keterampilan tertentu.
3. Faktor Sosial
Mobilitas sosial juga dipengaruhi faktor sosial atau lingkungannya. Seseorang yang lahir dari keluarga miskin bisa terdorong untuk mengubah nasibnya karena contoh dari saudaranya atau tetangganya.
4. Faktor Politik
Faktor politik juga sangat berpengaruh terhadap mobilitas sosial. Kondisi politik yang tidak stabil akan berpengaruh pada perekonomian dan banyak hal. Jelas ini akan menghambat seseorang meningkatkan statusnya. Sebaliknya, kondisi politik yang stabil akan mudah meningkatkan mobilitas sosial.
5. Akses Pendidikan
Akses terhadap pendidikan bisa jadi mempengaruhi mobilitas sosial. Misalnya dengan bersekolah lebih tinggi, seseorang bisa melamar pekerjaan dengan posisi lebih tinggi.
Namun jika pendidikan mahal, banyak anak tidak sekolah, maka orang akan sulit melakukan mobilitas sosial ke arah yang lebih baik.
6. Diskriminasi
Diskriminasi adalah pembedaan perlakuan terhadap seseorang atau kelompok, bisa karena perbedaan bangsa, suku, ras, agama, atau golongan. Misalnya pada masa penjajahan, warga pribumi sulit mendapatkan pendidikan, sulit mengakses sumber pendapatan, sehingga kemiskinan masih tinggi.
Bentuk Mobilitas Sosial
Detikers juga harus memahami beberapa bentuk mobilitas sosial. Ada tiga bentuk, yaitu:
1. Mobilitas Sosial Vertikal ke Atas
Mobilitas sosial vertikal ke atas juga disebut sebagai social climbing, yaitu mobilitas yang terjadi karena adanya kenaikan posisi atau status seseorang. Misalnya seorang guru yang ditunjuk menjabat sebagai kepala sekolah.
2. Mobilitas Sosial Vertikal ke Bawah
Mobilitas sosial vertikal ke bawah juga disebut sebagai social sinking, yaitu mobilitas yang terjadi karena penurunan status atau kedudukan seseorang. Misalnya seorang seorang bos perusahaan yang tiba-tiba bangkrut dan kini menjadi miskin.
3. Mobilitas Sosial Horizontal
Mobilitas sosial horizontal adalah perpindahan status sosial yang setara, alias tidak naik maupun turun. Misalnya seorang manajer bagian yang digeser menjadi manajer di bagian lain yang setara, atau seorang kepala SMP yang dipindah menjadi kepala SMP lainnya.
Ekonomi dan mobilitas sosial sebetulnya adalah dua hal yang saling terkait. Perbaikan yang berkelanjutan di keduanya bisa meningkatkan kualitas dan standar hidup masyarakat.
(bai/row)