TRIBUNNEWS.COM – Media Israel mengungkap kematian seorang sandera laki-laki berusia 25 tahun pada tahun lalu karena tembakan yang dilepaskan oleh tentara Israel (IDF).
“Sekitar setahun yang lalu, pasukan Israel berangkat untuk membebaskan Noa Argamani yang ditawan, yang dibebaskan pada bulan Juni lalu,” lapor Channel12 Israel, Minggu (22/12/2024).
Namun, IDF menemukan informasi intelijen yang mengatakan informasi tersebut salah.
“Secara rinci, tentara pendudukan tiba di gedung dan membuka pintu masuk,” lanjutnya.
Awalnya, pejuang perlawanan menembaki mereka dengan rentetan peluru yang besar.
Sejumlah anggota IDF terluka akibat serangan dari pejuang perlawanan.
“Operasi penyelamatan tiba-tiba berubah menjadi operasi untuk mengevakuasi korban luka karena sejumlah anggota unit khusus terluka parah,” lapor Channel12 Israel.
Menurut laporan Channel12 Israel, setelah kembalinya pasukan Israel, Badan Intelijen Militer (Aman) menerima informasi intelijen yang mengatakan orang yang berada di dalam gedung itu bukanlah seorang Noa Argamani, melainkan tahanan Sahar Baruch, yang ditangkap dari rumahnya di Be’eri.
“Selama operasi penyelamatan dan pertempuran sengit yang terjadi di dalam gedung, Sahar terbunuh dengan tembakan di kepala,” lanjutnya.
Menurut laporan tersebut, Sahar Baruch, seorang tahanan yang ditahan oleh Brigade Al-Qassam, yang kematiannya diumumkan oleh tentara Israel setahun yang lalu, terbunuh dalam upaya penyelamatannya.
Sebuah jajak pendapat baru-baru ini yang dilakukan oleh surat kabar Israel Maariv menunjukkan 74 persen warga Israel percaya Israel harus berusaha mencapai kesepakatan komprehensif untuk memulangkan semua tahanan di Gaza.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Israel yang didukung Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza.
Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 45.259 jiwa dan 107.627 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Minggu (22/12/2024) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada tahun 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel