JABAREKSPRES – Pelukis senior Indonesia Yos Suprapto mengaku kecewa setelah rencana pameran lukisan di galeri nasional batal dibuka pada Kamis, (19/12/2024)
Rencana pameran lukisan yang bertema “Kebangkitan: Tanah Untuk Kedaulatan Pangan” tidak jadi gelar karena 5 karya lukisan dianggap terlalu vulgar oleh kurator seni.
BACA JUGA: 16 Juta Keluarga Dapat Bantuan Beras 20 Kg Diawal Tahun!
Menurut Yos, para pengunjung yang hadir pada malam itu dilarang melihat pameran yang sudah disiapkan sejak setahun terakhir.
Kurator yang ditunjuk Galeri Nasional, Suwarno Wisetrotomo menganggap 5 lukisan untuk segera diturunkan.
Akan tetapi, permintaan tersebut ditolak Yos dan memilih untuk membatalkan pameran dan mengunci gedung galeri nasional.
BACA JUGA: Ulama dan Tokoh Jawa Barat Sampaikan Pepeling untuk Gubernur Terpilih, Begini Isinya!
Padahal rencana pameran ini sudah disepakati oleh Yos dengan geleri nasional sejak 2023 lalu.
‘’Jadi pameran ini menampilkan 30 lukisan mengenai kehilangan kadaulatan pangan ketika dipimpin oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo,’’ ujar Yos kepada wartawan, dikutip Sabtu, (21/12/2024).
Menurutnya, dalam beberpa lukisan tersebut, Yos mengakui, ada lukisan yang diakhiri dengan gambaran kekuasaan atau penguasa.
BACA JUGA: Bank Indonesia Digeledah KPK Terkait Dugaan Korupsi Penggunaan Dana CSR
”Kedaulatan pangan tanpa kekuasaan itu omong kosong, jadi itu gambaran kekuasaan memperlakukan rakyat kecil, karena segala sesuatu yang menanggung adalah rakyat kecil,’’ tutur Yos.
Yos mengakui ada lukisan penguasa yang sedang duduk dengan mahkota yang sedang menginjak rakyat kecil, tapi diinterpresentasikan oleh kurator seni itu sebagai sesuatu yang vulgar.
‘’Ini sebagai bentuk kekhawatiran dari rezim-rezim yang dulu, bahwa kejujuran tentang narasi rezim yang lama takut dilihat banyak orang,’’cetusnya.
BACA JUGA: Pajak PPh 21 Pekerja dengan Gaji di Bawah Rp 10 Juta Ditanggung Pemerintah
Pengamat dan Pelaku seni nasional Eros Djarot mengatakan, lima lukisan tersebut dianggap oleh kurator terlalu vulgar. sebab menampilkan wajah orang mirip dengan mantan presiden Joko widodo.
‘’Itu dianggapnya tidak ada kaitannya dengan tema kadaulatan pangan. Saya rasa itu ekspresi kurator ketakutan secara berlebihan,” kata Eros Djarot.