Liputan6.com, Jakarta Dua raksasa otomotif Jepang, Honda dan Nissan, dilaporkan sedang dalam pembicaraan awal mengenai kemungkinan merger. Langkah merger Honda dan Nissanini berpotensi menyatukan kekuatan dua perusahaan besar di tengah tantangan berat yang mereka hadapi dalam beberapa tahun terakhir.
Dalam pernyataan bersama, kedua perusahaan menyebutkan bahwa mereka masih menjajaki berbagai opsi kerja sama tanpa memberikan rincian atau jadwal yang pasti. Bentuk kolaborasi yang akan diambil juga belum jelas. Laporan awal mengenai rencana merger ini pertama kali diungkap oleh media Jepang, Nikkei, pada Selasa (17/12/2024).
“Kami sedang mengeksplorasi berbagai kemungkinan kolaborasi untuk memanfaatkan kekuatan masing-masing perusahaan,” ujar Honda dan Nissan dalam pernyataan resmi mereka, dikutip dari CNN, Rabu (18/12/2024).
Mereka juga mengungkapkan bahwa Mitsubishi turut terlibat dalam diskusi awal, meskipun belum ada konfirmasi resmi dari pihak Mitsubishi.
Kerja Sama Sebelumnya dan Tantangan di Pasar
Sebelumnya, Honda dan Nissan telah menjalin beberapa bentuk kerja sama. Pada Maret 2024, kedua perusahaan sepakat untuk bermitra dalam pengembangan kendaraan listrik. Pada Agustus, kolaborasi mereka diperluas ke pengembangan teknologi baterai.
Namun, pembicaraan merger ini dapat membuka peluang kerja sama yang lebih mendalam untuk menghadapi tantangan besar yang mereka hadapi saat ini.
Kedua perusahaan mengalami kesulitan serius di pasar Tiongkok, yang merupakan pasar otomotif terbesar di dunia.
Konsumen di negara tersebut kini lebih memilih mobil merek lokal seperti BYD, yang unggul dalam hal teknologi dan harga. Meski Honda dan Nissan telah meluncurkan kendaraan listrik, mereka masih kalah bersaing dengan produsen lokal.