Jakarta –
Amerika Serikat (AS) menyatakan pihaknya tidak terlibat dalam pembunuhan jenderal militer Rusia, Igor Kirillov dalam ledakan bom yang mengguncang Moskow. AS menuduh sekutu Barat Ukraina sebagai ‘kaki tangan’ pembunuhan tersebut.
“Saya dapat memberitahu Anda bahwa Amerika Serikat tidak menyadarinya sebelumnya dan tidak terlibat,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller dilansir AFP, Rabu (18/12/2024).
Merujuk pernyataan AS sebelumnya, Miller menyampaikan Kirillov merupakan tokoh militer paling senior Rusia yang dibunuh sejak Moskow menginvasi Ukraina telah memerintahkan penggunaan agen pengendali kerusuhan di medan perang dan merupakan pelanggaran terhadap Konvensi Senjata Kimia.
“Dia adalah seorang jenderal yang terlibat dalam sejumlah kekejaman. Dia terlibat dalam penggunaan senjata kimia terhadap militer Ukraina,” kata Miller.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menuduh sekutu Barat Ukraina sebagai “kaki tangan” pembunuhan di Moskow.
Seorang pejabat AS, yang berbicara sebelumnya tanpa mau disebutkan namanya, mengatakan bahwa AS “tidak mengetahui operasi tersebut sebelumnya dan kami tidak mendukung atau memungkinkan kegiatan semacam ini.”
Sebelumnya, seorang jenderal senior Rusia, yang bertanggung jawab atas pasukan perlindungan nuklir negara tersebut, tewas dalam ledakan bom yang mengguncang Moskow pada Selasa (17/12) waktu setempat. Bom tersebut diduga disembunyikan di dalam sebuah skuter listrik yang diparkir di dekat lokasi ledakan.
Komite Investigasi Rusia dalam laporan terbaru, seperti dilansir Reuters, Selasa (17/12), mengidentifikasi salah satu korban tewas sebagai Letnan Jenderal Igor Kirillov yang menjabat sebagai Kepala Pasukan Perlindungan Nuklir, Biologi dan Kimia Rusia.
Satu korban tewas lainnya disebut sebagai asisten Krillov, namun identitasnya tidak disebut lebih lanjut.
(dek/dek)