Jakarta, CNBC Indonesia – Nigeria baru saja membongkar kasus penipuan dengan modus kripto palsu. Pelaku yang ditangkap badan antikorupsi setempat mencapai hampir 800 orang.
Ratusan pelaku itu digrebek di sebuah gedung yang diyakini sebagai pusat penipuan. Juru bicara Komisi Kejahatan Ekonomi dan Keuangan Wilson Uwujaren mengatakan gedung mewah itu menjadi pusat panggilan semua aktivitas penipuan.
Sejumlah barang disita dalam penggerebekan tersebut, seperti komputer, telepon dan kendaraan.
Dari 792 orang yang ditangkap, termasuk 148 dari China dan 40 warga negara Fillipina. Sebagian besar serangan ditujukan untuk korban dari Amerika Serikat (AS) dan wilayah Eropa.
“Para kaki tangan Nigeria direkrut para gembong asing untuk mencari korban secara online lewat phishing yang sebagian besar menargetkan warga Amerika, Kanada, Meksiko dan beberapa negara lain di Eropa,” jelasnya dikutip dari Reuters, Rabu (18/12/2024).
Penipuan ini menggunakan modus asmara. Mereka akan merayu korban dengan menghubunginya melalui aplikasi seperti WhatsApp dan Instagram.
Para penipu akan merayu korban agar mau berinvestasi pada kripto palsu dan proyek yang tidak ada. Investasi yang ditawarkan terlihat seperti menjanjikan.
Korban yang terjerat maka akan diminta mentransfer sejumlah uang kepada mereka. Tugas yang menghubungi korban disebut dilakukan warga Nigeria, baru pada tahapan selanjutnya akan dilakukan pelaku warga asing.
“Begitu warga Nigeria mendapatkan kepercayaan calon korban, warga asing akan mengambil alih tugas sebenarnya untuk menipu para korban,” ucapnya.
Uwujaren juga menuturkan pihaknya akan bekerja sama dengan mitra internasional terkait masalah ini. Mereka akan menyelidiki kemungkinan hubungan para penipu dengan kejahatan yang terorganisasi.
(fab/fab)