Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

DoctorTool Hadirkan Sistem Pemberian Resep Obat dengan GenAI

DoctorTool Hadirkan Sistem Pemberian Resep Obat dengan GenAI

Jakarta, FORTUNE – Aplikasi kesehatan, DoctorTool, menghadirkan sistem pendukung pemberian resep obat berbasis Generative AI (GenAI), untuk membantu penyedia layanan kesehatan mematuhi regulasi pemerintah sekaligus mengurangi risiko penipuan asuransi.

CEO DoctorTool, Rainaldo, mengatakan bahwa pemanfaatan GenAI akan membantu meningkatkan akurasi pengambilan keputusan, mengurangi tugas administratif, dan memungkinkan dokter untuk lebih fokus pada perawatan pasien. “Hal ini sangat penting untuk memberikan layanan berkualitas tinggi secara konsisten, terutama di wilayah yang masih sulit mendapat akses layanan kesehatan,” katanya dalam keterangan yang diterima Fortune Indonesia, Rabu (18/12).

Dengan adanya GenAI, aplikasi kesehatan ini bisa makin fokus menghadirkan layanan kesehatan yang mudah, terjangkau, sekaligus berkualitas. Asisten teknologi AI ini sudah terimplementasi dengan berbagai fitur canggih yang dimiliki DoctorTool.

“Kami telah mengembangkan tools AI yang dapat memangkas waktu administratif dokter dan mencegah potensi kerugian miliaran rupiah akibat penipuan. Hal ini memungkinkan penyedia layanan kesehatan untuk lebih banyak memanfaatkan waktunya pada pemeriksaan fisik dan interaksi dengan pasien,” ujar Rainaldo.

Adapun, asisten AI generasi terbaru ini dikembangkan dengan menggunakan platform watsonx.ai™ milik IBM.

Sistem baru DoctorTool mengintegrasikan fitur-fitur canggih seperti Speech-to-Transcription (STT), Transcription-to-Summary (TTS), dan dukungan pengambilan keputusan klinis berbasis AI. Alat ini menyederhanakan dokumentasi medis dan memberikan rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti untuk rencana perawatan, serta meningkatkan akurasi dan penanganan pasien.

Sejak didirikan pada 2015, DoctorTool telah memilki 1.900 klinik terdaftar, 10.000 tenaga kesehatan yang dilatih, sampai 10 juta catatan pasien yang telah diproses. Implementasi AI yang kini digunakan di hampir 2000 klinik di Indonesia telah mengurangi waktu kerja administratif dokter dari 50 persen menjadi hanya 10 persen dari durasi konsultasi.