Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Bukan Tawanan, Orang yang Diselamatkan Jurnalis AS Ternyata Eks Perwira Intelijen Rezim Assad – Halaman all

Bukan Tawanan, Orang yang Diselamatkan Jurnalis AS Ternyata Eks Perwira Intelijen Rezim Assad – Halaman all

TRIBUNNEWS.COM – Fakta berbeda diumumkan oleh media CNN terkait rekaman video yang dirilis oleh pihaknya dan memperlihatkan seseorang yang dibebaskan dari penjara di Damaskus.

Ternyata, sosok tersebut bukanlah tawanan atau korban dari rezim Bashar al-Assad.

Dikutip dari CNN, orang yang berada di video tersebut adalah mantan perwira intelijen saat Bashar al-Assad masih berkuasa di Suriah.

Diketahui, CNN mulanya menemukan pria tersebut ketika tengah mencari petunjuk tentang hilangnya jurnalis Amerika Serikat (AS), Austin Tice.

Dalam sebuah laporan video, kepala koresponden internasional CNN, Clarissa Ward dan timnya, ditemani oleh seorang milisi, menemukan sebuah sel di penjara Damaskus yang digembok dari luar.

Lantas, milisi tersebut menembak gembok sel tersebut dengan pisto, dan pria itu ditemukan sendirian di bawah selimut.

Pria itu mengeklaim dirinya telah ditahan di dalam penjara tersebut selama tiga bulan.

Selain itu, dia juga mengungkapkan sel tersebut adalah penjara ketiganya.

Saat ditanya, pria itu tidak mengetahui bahwa rezim Assad telah tumbang setelah dikudeta oleh kelompok milisi Hayat Tahrir Al Sham (HTS).

Setelah video itu dirilis dan viral di media sosial (medsos), pihak CNN memperoleh sebuah foto pria tersebut dari seorang warga Kota Homs pada Senin (16/12/2024).

Berdasarkan foto itu, tampak pria tersebut tengah bertugas di sebuah tempat yang tampak seperti kantor pemerintahan.

Pria itu duduk di sebuah meja dengan mengenakan pakaian militer.

Saat foto wajah pria tersebut diunggah ke perangkat lunak pengenal wajah terdapat kecocokan dengan pria yang ditemukan di sel penjara Damaskus.

Menurut warga Homs yang memberikan foto itu, pria tersebut adalah seseorang berpangkat letnan di Direktorat Intelijen Angkatan Udara rezim Assad bernama Salama Mohammad Salama.

CNN pun enggan untuk menyebarkan foto tersebut ke publik demi melindungi anonimitas sumbernya.

Untuk menguji validitas informasi terkait pria tersebut, CNN lantas menanyai beberapa penduduk Homs dan menyatakan bahwa pria itu adalah Salama yang juga dikenal sebagai Abu Hamza.

Mereka mengatakan kepada CNN bahwa Salama dikenal karena menjalankan pos pemeriksaan Direktorat Intelijen Angkatan Udara di Kota Homs.

Bahkan, kata warga, Abu Hamza memiliki reputasi buruk karena melakukan pemerasan dan pelecehan seksual.

Di sisi lain, tidak diketahui bagaimana atau mengapa Abu Hamza berakhir di penjara Damaskus.

Pasca bebas, CNN juga belum menjalin kontak dengannya.

Namun, menurut situs web yang mengaku sebagai pemeriksa fakta tentang Suriah bernama Verify-Sy, Salama memang sudah dipenjara selama satu bulan.

Adapun penyebabnya disebut lantaran perselisihan mengenai ‘pembagian keuntungan dari dana yang diperas dengan seorang perwira tinggi’.

Hanya saja, klaim dari situs tersebut belum diverifikasi secara independen oleh CNN.

Sebagai informasi, HTS menyatakan berhasil menggulingkan Assad sebagai Presiden Suriah setelah menyerbu dan menguasai Damaskus pada Minggu (8/12/2024) waktu setempat.

Mereka juga menyatakan Assad telah meninggalkan negaranya dan belakangan diketahui telah pergi ke Rusia dan telah menerima suaka dari Presiden Vladimir Putin.

Bashar-al Assad Rilis Pernyataan Pertama usai Lengser

Bashar al-Assad (Kremlin.ru)

Assad pun akhirnya memberikan pernyataan pertama sejak dirinnya lengser setelah digulingkan oleh HTS.

Dikutip dari Aljazeera, dia mengungkapkan alasan dirinya meninggalkan Suriah adalah tidak direncanakan.

“Pertama, kepergian saya dari Suriah tidak direncanakan atau terjadi pada jam-jam terakhir pertempuran, seperti yang diklaim beberapa orang,” katanya pada Senin (16/12/2024).

Assad mengeklaim tetap berada di Damaskus dan masih menjalankan tugasnya sebagai orang nomor satu di Suriah hingga Minggu (8/12/2024).

Berdasarkan pernyataan tersebut, pangkalan itu diserang pesawat tak berawak dari pejuang oposisi bersenjata.

“Dengan tidak adanya sarana yang memungkinkan untuk meninggalkan pangkalan tersebut, Moskow meminta agar komando pangkalan tersebut mengatur evakuasi segera ke Rusia pada Minggu malam tanggal 8 Desember,” bunyi pernyataan tersebut.

“Ini terjadi sehari setelah jatuhnya Damaskus, menyusul runtuhnya posisi terakhir militer dan mengakibatkan kelumpuhan semua lembaga negara yang tersisa,” lanjut pernyataan tersebut.

Al-Assad sendiri belum pernah tampil di media sejak dia diberikan suaka bersama keluarganya oleh Rusia. 

Pernyataan yang dirilis lewat Telegram itu juga belum diverifikasi secara independen.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Artikel lain terkait Konflik Suriah