Jakarta, CNBC Indonesia – Teknologi kecerdasan buatan (AI) China disebut sudah jauh lebih canggih dari AI buatan Amerika Serikat. Model AI buatan China padahal disediakan secara gratis sebagai software sumber terbuka (open source).
CNBC International menyatakan AI kini adalah medan perang baru antara Amerika Serikat dan China. Baik AS maupun China, sama-sama menetapkan AI sebagai teknologi strategis.
Meskipun AS, lewat OpenAI dan Microsoft, memimpin sebagai pelopor teknologi AI, analis dan pelaku industri menyatakan model AI buatan China kini sangat populer dan kinerjanya dinilai lebih baik dibanding model AI buatan AS.
Sampai saat AS masih melarang teknologi AI termutakhir, termasuk chip khusus AI, dijual oleh perusahaan AS ke perusahaan China dengan alasan keamanan nasional. Dampaknya, China harus menggunakan pendekatan sendiri dalam pengembangan AI termasuk lewat teknologi open source dan merancang chip buatan lokal.
Perkembangan China, antara lain, tampak dari model bahasa besar (large language model/LLM) buatan mereka. LLM adalah model yang dilatih menggunakan data dalam jumlah besar yang menjadi fondasi aplikasi chatbot.
Model LLM yang paling terkenal adalah GPT buatan OpenAI dan menjadi fondasi teknologi aplikasi ChatGPT. Berbeda dengan OpenAI yang mengembangkan LLM secara eksklusif, perusahaan China memilih mengembangkan LLM secara open source sehingga siapapun bisa mendownload dan memanfaatkannya untuk mengembangkan aplikasi sendiri, gratis.
Di Hugging Face, platform tempat menyimpan dan berbagai LLM, LLM buatan China adalah yang paling banyak di-download. Adapun, LLM paling populer adalah Qwen, teknologi AI yang diciptakan oleh Alibaba.
“Qwen menjadi populer karena kinerjanya luar biasa dalam benchmark yang kompetitif,” kata Tiezhen Wang dari Hugging Face.
Selain itu, Qwen memiliki model lisensi yang mudah sehingga bisa digunakan tanpa harus kajian hukum yang rumit.
Qwen juga tersedia dalam berbagai ukuran, yang disebut sebagai paramater di dunia LLM. Model dengan parameter yang besar punya daya komputasi lebih tinggi, tetapi biaya operasionalnya juga jauh lebih mahal.
“Apapun ukuran yang dipilih, Qwen adalah model dengan kinerja terbaik saat ini,” kata Wang.
Perusahaan China yang bernama DeepSeek, baru-baru ini juga mengguncang industri lewat model AI yang diberi nama DeepSeek-R1. DeepSeek R1 dinilai mampu bersaing dengan o1 buatan OpenAI dalam mengerjakan tugas yang kompleks.
“Dalam setahun terakhir, kami melihat peningkatan kontribusi open source China dengan AI berperforma kuat, biaya murah, dan throughput tinggi,” kata Grace Isford, partner di Lux Capital.
CNBC International memperkirakan tujuan China mengembangkan LLM sumber terbuka adalah menarik lebih banyak developer untuk berinovasi sekaligus membangun komunitas di sekitar sebuah produk. Selain perusahaan China, raksasa media sosial Meta juga memiliki model LLM sumber terbuka yang diberi nama LLama.
Namun, di tengah perang teknologi dengan AS, perusahaan China punya keuntungan tambahan dari merilis LLM secara open source. Model LLM buatan mereka bisa digunakan secara global lintas batas geopolitik.
“Perusahaan China ingin melihat model mereka digunakan di luar China, jadi ini adalah cara bagi perusahaan untuk menjadi pemain global di industri AI,” kata Paul Triolo dari DGA Group.
(dem/dem)