Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) melihat momen Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2024 masih disambut positif oleh konsumen di tengah penurunan daya beli. Di sisi lain, pemain e-commerce juga mengalami tantangan tersendiri atas kondisi ini.
Ketua Umum idEA Hilmi Adrianto mengakui penurunan daya beli pada 2024 telah memberikan tantangan bagi sektor e-commerce, terutama pemain lokapasar atau marketplace.
Namun, Hilmi menyebut dengan adanya promosi hingga kampanye pemasaran dan kolaborasi, para pelaku e-commerce masih akan bisa memanfaatkan momen Harbolnas 2024 dengan baik.
Menurut laporan dari ECDB (ecommerce database), Indonesia diprediksi mengalami pertumbuhan e-commerce tertinggi di dunia pada 2024, dengan laju mencapai 30,5%. Angkanya jauh di atas rata-rata pertumbuhan global yang diperkirakan hanya 10,4%.
“Karena itulah, kami masih optimistis bahwa sektor e-commerce, khususnya lokapasar, masih bisa berkontribusi secara signifikan terhadap Produksi Domestik Bruto [PDB] Indonesia pada 2024,” kata Hilmi kepada Bisnis, Jumat (13/12/2024).
Selain itu, Hilmi menyampaikan bahwa e-commerce lokapasar akan terus memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi digital dan perekonomian nasional Indonesia.
Dia memandang bahwa daya beli masyarakat terdiri dari kemampuan dan kemauan membeli. Hal ini mengingat ada beragam promosi, baik dari penjual, platform lokapasar maupun mitra pembayaran.
“Konsumen masih akan memanfaatkan momen Harbolnas 2024 untuk mendapatkan produk atau jasa yang mereka perlukan atau butuhkan,” ujarnya.
Apalagi, tambah Hilmi, Harbolnas masih menjadi program yang sangat diminati konsumen dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini sejalan dengan promosi dan penawaran yang diberikan lokapasar terhadap konsumen.
“Seiring dengan banyaknya program menarik, selain produk dan jasa harbolnas kali ini ditargetkan juga untuk menaikan transaksi dalam pariwisata sesuai dengan minat masyarakat,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso memprediksi nilai transaksi di e-commerce bakal meningkat, seiring dengan daya beli masyarakat yang mulai terungkit.
“Kami prediksi [transaksi harbolnas 2024] akan meningkat transaksinya. Karena kita sudah memprediksi bahwa daya beli masyarakat sudah mulai berubah naik,” kata Budi saat ditemui di Tokopedia Tower, Jakarta, Kamis (12/12/2024).
Budi mengungkap total nilai transaksi Harbolnas pada 2023 mencapai Rp25,7 triliun. Angkanya meningkat 182% dari penyelenggaraan Harbolnas pertama pada 2019 silam. Adapun, kontribusi transaksi produk lokal adalah Rp12 triliun, atau 48% dari total nilai transaksi Harbolnas.
“Kita selama enam hari [harbolnas 2024], harapan kita jika tahun lalu total nilai transaksi harbolnas Rp25,7 triliun, maka diharapkan tahun ini bisa naik menjadi Rp40 triliun, dan ini sudah terlihat,” ujarnya.
Namun, Budi tak menampik akan adanya penurunan daya beli masyarakat sebelum perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru).
“Mereka mungkin kemarin ketika belum dekat dengan Nataru mungkin agak berkurang [daya beli]. Tapi sekarang setelah dekat dengan Nataru, ini kan sudah terbukti ternyata peningkatannya juga signifikan,” ujarnya.
Kemendag mencatat, nilai transaksi e-commerce pada 2023 mencapai Rp453 triliun. Adapun, pada 2024 diproyeksi akan naik menjadi Rp487 triliun.
Jika dibandingkan tahun lalu, Kemendag mencatat Harbolnas pada 2024 telah meningkatkan jumlah pengguna di platform e-commerce. Di mana, pengguna platform e-commerce Indonesia naik 11% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari 58,6 juta pengguna pada 2023 menjadi 65,65 juta pengguna pada tahun ini.
Apalagi, Budi menyebut kehadiran platform e-commerce sangat membantu para pelaku UMKM untuk memperkenalkan dan membantu penjualan produk lokal ke konsumen. Serta, menjadi siasat pemerintah untuk mengurangi produk impor.
“Sehingga e-commerce ini salah satu tujuan juga untuk membranding produk-produk lokal bahwa barang kita nggak kalah dengan produk asing. Barang kita bagus, harga murah, kualitas bagus,” tutupnya.