JABAR EKSPRES – Sejak memasuki bulan Desember 2024, ancaman bencana terjadi karena cuaca menjadi semakin tidak menentu, laporan tentang bencana dibeberapa daerah juga mulai masuk, namun ada prediksi yang lebih mengerikan dari para peneliti bahwa puncak dari cuaca ekstrem akan terjadi pada akhir tahun ini.
Selain hujan deras persisten, angin kencang juga sudah mulai terjadi dalam berapa waktu terakhir.
Peneliti di Pusat Iklim dan Atmosfer BRIN, Erma Yulihastin, menjelaskan bahwa fenomena angin kencang sudah mulai terjadi pada awal pekan ini di sejumlah wilayah Jabodetabek.
Angin kencang tersebut terekam dalam data wind gustdari alat automatic weather station yang berfluktuasi sekitar 20-45 km/jam.
Wilayah yang terdampak dominan terjadi di pesisir yang menjorok ke laut, seperti di Serang, Banten.
Baca juga : Tanggap Darurat Bencana Pemkab Bandung Dinilai Tak Maksimal, Warga Tetap Kesulitan
“Angin kencang juga ditengarai terjadi di Pelabuhan Merak. Ia mengakibatkan penyebrangan kapal dari Merak ke Bakauheni berpotensi dihantam angin kencang dan gelombang tinggi terutama pada malam hari,” ungkapnya kepada wartawan, dikutip dari tirto.id
Fenomena angin kencang yang terjadi di pesisir Banten dan Jawa Barat yang berhadapan Selat Sunda serta Samudra Hindia berasosiasi dengan pergerakan bibit siklon tropis 93S.
Bibit siklon tropis tersebutterpantau bergeser dari selatan Jawa Timur menuju selatan Jawa Barat. Namun, kata Erma, ia mulai mengalami proses peluruhan.
Meski meluruh, proses terurainya awan konvektif berklaster dari dua bibit siklon di Samudra Hindia itu dapat mentransfer awan dan hujan.
Awan hujan tersebut terbentuk di atas laut menuju darat melalui dua jenis badai konvektif, yakni pembentukan klaster awan konvektif skala meso atau disebut mesoscale convective complex(MCC) dan hujan badai berpola memanjang yang dinamakan squall linedi atas daratan dan Laut Jawa. Di sisi lain, sistem tekanan rendah sedang terbentuk juga di laut Jawa saat ini.
“Ini dapat memicu pembentukan mesovorteks atau pusaran badai searah jarum jam dengan lokasi pembelokan angin terbentuk di pesisir selatan DIY dan perbatasan pesisir utara Jatim-Lombok,” kata Erma.