Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat (AS) mengeluarkan sanksi ke perusahaan keamanan siber asal China atas tuduhan penyerangan siber besar-besaran. Pejabat Departemen Keuangan AS mengatakan serangan itu bisa membunuh banyak orang.
Dalam pernyataannya pada pekan ini, pemerintah AS mengatakan Sichuan Silence Information Technology yang berbasis di Chengdu, bersama dengan salah satu karyawannya, Guan Tianfeng, menyebarkan software berbahaya ke lebih dari 80.000 sistem jaringan (firewall) yang dijalankan ribuan perusahaan di seluruh dunia pada April 2020.
Software berbahaya itu tak hanya mencuri data, tetapi digunakan untuk menjalankan ransomware yang melumpuhkan jaringan perusahaan dengan mengenkripsi data.
“Jika tak ada upaya penanggulangan atau mitigasi, potensi dampaknya bisa sangat serius atau menyebabkan hilangnya nyawa manusia,” tertera dalam pernyataan Departemen Keuangan AS, dikutip Rabu (11/12/2024).
Guan secara terpisah didakwa melakukan konspirasi untuk melakukan penipuan komputer dan jaringan, menurut dakwaan Departemen Kehakiman yang dipublikasikan pada Selasa (10/12) waktu setempat.
FBI menawarkan $10 juta (Rp 159 juta) untuk mengumpulkan informasi tentang pria berusia 30 tahun itu, perusahaannya, atau dugaan aktivitas peretasan mereka.
Sichuan Silence tak segera memberikan respons. Reuters juga tak bisa mencari lokasi kontak Guan yang di internet menggunakan akronim ‘gxiaomao’.
Sebelumnya, Sichuan Silence telah dituduh terlibat dalam aktivitas digital berbahaya. Pada 2022 silam, Meta Platform menuduh firma tersebut terkait dalam kampanye konspirasi online yang mempromosikan klaim dari pakar biologi palsu. Ia mengatakan AS mengintervensi pencarian asal-usul Covid-19.
(fab/fab)