Jakarta –
Pemerintah akan menerapkan pembatasan operasional truk barang sumbu 3 ke atas pada periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024-2025. Hal ini sebagai salah satu upaya untuk mengantisipasi kepadatan arus lalu lintas (lalin).
Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Subakti Syukur mengatakan, rencana penerapan pembatasan tersebut telah disepakati melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang Pengaturan lalu lintas serta penyeberangan selama Nataru yang ditandatangani pada 6 Desember 2024 kemarin.
Adapun SKB ini diteken oleh Dirjen Perhubungan Darat (Hubdat), Dirjen Perhubungan Laut (Hubla) Kementerian Perhubungan, Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum (PU), dan Kakorlantas.
“Ada SKB yang sudah ditandatangani pada 6 Desember di Kementerian Perhubungan. Memang di sini ada pembatasan angkutan barang sumbu 3 ke atas di waktu tertentu demi kelancaran arus,” kata Subakti, dalam konferensi pers di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Selasa, (10/12/2024).
Pembatasan waktu operasional kendaraan angkutan barang sumbu 3 ke atas akan dilakukan pada tanggal 20 Desember s.d 22 Desember 2024, 24 Desember, 26 Desember s.d 29 Desember 2024, dan 1 Januari 2025. Namun Subekti tidak merincikan lokasi pemberlakuan pembatasan tersebut akan diterapkan.
Menurutnya, pembatasan operasional truk barang ini diperlukan untuk mendukung kelancaran selama Nataru. Untuk mendukung implementasi SKB ini dan menjaga keamanan pengendara, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi, khususnya saat di jam-jam sibuk.
Langkah tersebut juga termasuk dengan antisipasi truk Over Dimension Over Loading (ODOL) atau truk obesitas. Jasa Marga telah mempersiapkan Standard Operating Procedure (SOP) untuk menjamin keamanan penerapan contra flow hingga oneway.
“Diperlukan misalnya contra flow hingga oneway. Kita sudah perbaiki SOP kita ya. Sebenarnya di situ di dalam SOP, dan juga dari hasil evaluasi itu ada manajemen khusus tersendiri ya. Di samping kita secara fisik menambah rambu-rambu, juga ada safety car ya di situ, ada lampu-lampu selang,” ujarnya.
“Jadi SOP-nya sudah jauh kita perbaiki dari pengalaman kejadian-kejadian (kecelakaan).Ini kan sebenarnya contra flow ini paling tidak disukai oleh para ahli ya, karena seperti mau adu banteng kalau salah-salah urus. Ini sudah kita perbaiki semua secara detail pakai teori-teori pengaturan manajemen trafic yang terkini,” sambungnya.
(acd/acd)