Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Resistensi antimikroba masih menjadi masalah di dunia kesehatan.
Terjadinya resistensi antimikroba, ketika bakteri menjadi kebal akibat penggunaan antibiotik yang tidak tepat.
Bakteri seharusnya mati ketika terkena antibiotik.
Namun penggunaan antibiotik yang tidak tepat menjadikannya kebal sehingga ia bisa tetap berkembang.
Hal ini tentu bisa berdampak panjang pada kesehatan dan keuangan.
Padahal ada beberapa penyakit umum yang tidak memerlukan antibiotik.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Unit Kerja Koordinasi Infeksi Penyakit Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof. Dr. dr. Edi Hartoyo, Sp.A (K).
Lebih lanjut ia menjelaskan apa saja penyakit yang tidak membutuhkan penyakit Antibiotik.
“Tidak butuh (antibiotik), pasti batuk pilek ya. Batuk pilek itu ada dua, ada penyebabnya banyak malah. Bisa karena alergi, sebagian besar oleh karena virus,” ungkapnya pada diskusi virtual, Selasa (10/12/2024).
Hanya sebagian kecil batuk dan pilek disebabkan oleh bakteri, sehingga pengguna obat antibiotik tidak dibutuhkan.
Menurut dr Edi ada ciri-ciri pilek atau batuk yang disebabkan oleh bakteri.
Seperti demam tinggi dan lendir yang bewarna hijau dengan tekstur kental.
“Kalau dia banyak batuk dan pilek, (badan) hangat-hangat. Kemudian ingusnya masih encer, kemungkinan dua. Kalau tidak virus, ada alergi,”lanjutnya.
Kemudian beberapa penyakit demam belum tentu disebabkan oleh infeksi bakteri. Sehingga tidak diperlukan obat antibiotik.
Demam biasa umumnya akan turun dalam satu hingga dua hari.
“Biasanya bukan oleh karena infeksi bakteri. Tapi sebagian besar batuk pilek, kalau kurang dari satu minggu, sebagian besar adalah oleh karena virus. Sehingga tidak diperlukan antibiotik,” tutupnya.