Beijing, Beritasatu.com – Saham Nvidia anjlok 2,6 persen pada perdagangan Senin (9/12/2024) setelah otoritas China mengumumkan penyelidikan terhadap raksasa microchip asal Amerika Serikat (AS) tersebut atas dugaan pelanggaran Undang-Undang (UU) Antimonopoli.
Investigasi ini menyoroti akuisisi Mellanox, perusahaan jaringan dan transmisi data senilai US$ 6,9 miliar, yang dilakukan Nvidia pada 2019. Namun, pengumuman dari regulator China tidak memberikan banyak detail terkait fokus utama penyelidikan tersebut.
Meski terkoreksi pada hari Senin, saham Nvidia masih mencatatkan kenaikan sebesar 180% sepanjang tahun ini. Nvidia dikenal sebagai pemimpin dalam sektor kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), menjadi pemasok utama chip dan infrastruktur yang dibutuhkan untuk melatih dan menjalankan sistem AI.
Lonjakan permintaan cip AI turut mendongkrak pendapatan Nvidia. Dalam laporan pendapatan terbarunya, Nvidia mencatatkan pendapatan sebesar US$ 35,08 miliar, naik 94% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai US$ 18,12 miliar. Pada kuartal ketiga tahun ini, perusahaan membukukan pendapatan US$ 19,31 miliar, lebih dari dua kali lipat dibandingkan US$ 9,24 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Menurut data FactSet, sekitar 16% pendapatan Nvidia berasal dari pasar China, menjadikannya pasar terbesar kedua setelah Amerika Serikat.
Dalam pernyataan resmi melalui email, juru bicara Nvidia menyatakan perusahaan siap bekerja sama dengan regulator terkait investigasi ini.
“Kami dengan senang hati akan menjawab pertanyaan apa pun yang mungkin diajukan regulator tentang bisnis kami,” kata juru bicara Nvidia, dikutip dari AP.
David Bieri, pakar keuangan internasional dari Virginia Tech, menilai investigasi ini lebih merupakan langkah strategis China untuk memberikan sinyal kepada AS terkait hubungan ekonomi ke depan.
“China ingin menegaskan posisi bahwa perusahaan-perusahaan besar AS sangat bergantung pada pasar China untuk mencapai kesuksesan,” ujar Bieri.
Ia juga menekankan bahwa Nvidia perlu mempertimbangkan risiko politik dalam operasionalnya di China. “Ini bukan hal yang bisa diabaikan begitu saja,” tambahnya.
Saham Nvidia yang mengalami penurunan tajam ini menghancurkan reli besar Wall Street dan menyeret indeks saham utama Amerika Serikat (AS) turun dari rekor tertinggi.