Liputan6.com, Jakarta Rupiah mengalami pelemahan di pekan kedua bulan Desember pada Senin, 9 Desember 2024. Rupiah ditutup melemah 21 point terhadap Dolar AS (USD), setelag sebelumnya sempat melemah 35 point di evel Rp.15.866 dari penutupan sebelumnya di level Rp.15,845.
Sedangkan untuk besok, kurs Rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp. 15.850 – Rp.15.920,” kata Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam keterangan di Jakarta, Senin (9/12/2024).
Rupiah melemah setelah ketegangan geopolitik meningkat di Timur Tengah, di mana pasukan pemberontak mengambil alih ibu kota Suriah, Damaskus, dan melengserkan Presiden Bashar al-Assad, yang melarikan diri ke Rusia.
Kondisi tersebut diperburuk oleh ketidakpastian yang meningkat atas suku bunga Federal Resrve, membuat para pedagang lebih memilih dolar dan obligasi pemerintah. “Pasar menunggu untuk melihat apa yang akan terjadi setelah perubahan rezim setelah perang saudara yang berkepanjangan,” ungkap Ibrahim. Di Korea Selatan, pasar juga masih memantau perkembangan terkait keputusan jaksa penuntut terhadap Presiden Yoon Suk Yeol. Ia dalam penyelidikan kriminal atas upaya yang gagal untuk memberlakukan darurat militer pekan lalu.
Yoon Suk Yeol selamat dari pemungutan suara pemakzulan selama akhir pekan. Namun pemimpin partainya sendiri mengatakan presiden akan dikesampingkan dan dipaksa untuk mengundurkan diri. “Pasar sebagian besar mempertahankan taruhan bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin minggu depan,” papar Ibrahim.
“Namun prospek jangka panjang bank sentral terhadap suku bunga berubah tidak pasti, dengan inflasi yang tinggi dan ketahanan ekonomi yang kemungkinan akan memicu pelonggaran yang lebih lambat pada tahun 2025,” bebernya.