Jakarta, CNBC Indonesia – Desain dan fitur iPhone kerap menjadi inspirasi bagi HP China dalam mengembangkan produk. Misalnya saja desain panel kamera ‘boba’ yang turut diadaptasi pada produk-produk Infinix, Itel, hingga Realme.
Pada seri iPhone 16, Apple juga memperkenalkan tombol ‘Camera Control’ untuk mengakses cepat kamera dan melakukan penyetelan berbagai mode pemotretan. Hal ini juga mulai diadaptasi pabrikan HP China. Misalnya Oppo Find X8 yang juga memperkenalkan ‘Quick Button’ dengan fungsi serupa.
Tak cuma dari segi desain dan fitur, strategi iPhone untuk mengembangkan chip sendiri yang dikhususkan bagi ponselnya juga agaknya akan ditiru pabrikan HP China.
Baru-baru ini, Xiaomi disebut sedang membangun prosesor seluler sendiri untuk smartphone masa depannya. Ini menjadi salah satu langkah perusahaan asal China itu untuk mengurangi ketergantungan pada pemasok asing seperti Qualcomm dan MediaTek, dikutip dari GSM Arena.
Prosesor ini dapat membantu Xiaomi menjadi lebih mandiri dan menonjol di pasar Android. Produksi massal chip yang dirancang sendiri diperkirakan akan dimulai pada 2025, menurut orang-orang yang mengetahui masalah ini.
Rencana tahun depan ini menunjukkan bahwa Xiaomi ingin bergabung dengan banyak perusahaan teknologi lain yang berinvestasi dalam semikonduktor, yang juga menjadi fokus utama bagi China dalam perang dagang teknologi yang lebih luas dengan AS.
Para pejabat China juga telah berulang kali meminta perusahaan lokal untuk mengurangi ketergantungan mereka pada teknologi luar negeri sebanyak mungkin, dan langkah Xiaomi kemungkinan besar akan membantu mencapai tujuan tersebut.
Bagi perusahaan yang berbasis di Beijing ini, membuat prosesor sendiri menjadi langkah maju yang bertepatan dengan tahun di mana Xiaomi juga berinvestasi besar-besaran dalam kendaraan listrik.
Masuk ke industri chip smartphone bukanlah tugas yang mudah. Intel dan Nvidia gagal bersaing, begitu juga dengan saingan Xiaomi, Oppo.
Hanya Apple dan Google milik Alphabet saja yang telah berhasil mengalihkan berbagai perangkat mereka ke silikon yang dirancang sendiri, bahkan pemimpin industri Samsung Electronics sangat bergantung pada chip Qualcomm karena efisiensi dan konektivitas seluler yang lebih baik.
Bagi Xiaomi, mengembangkan keahlian pembuatan chip internal dapat membantu upaya perusahaan untuk mencapai tujuan tersebut.
Xiaomi akan menginvestasikan sekitar 30 miliar yuan (Rp 65 triliun) untuk penelitian dan pengembangan prosesor pada tahun 2025, naik dari 24 miliar yuan tahun ini, kata Chairman dan Chief Executive Officer Lei Jun.
Penelitian ini akan berfokus pada teknologi inti seperti kecerdasan buatan, peningkatan sistem operasi, dan chip.
iPhone 16 Dilarang di RI, Banyak Pindah ke HP Android
Di saat bersamaan, pemerintah Indonesia hingga kini masih melarang penjualan seri iPhone 16 sejak Oktober lalu. Larangan penjualan iPhone seri terbaru itu diberlakukan karena Apple masih punya “utang” kepada pemerintah Indonesia, khususnya terhadap aturan investasi lokal.
Namun yang menarik, calon pembeli potensial iPhone 16 ternyata sedang mempertimbangkan untuk pindah membeli smartphone Android.
Hal ini terungkap dari survei yang dilakukan oleh lembaga riset internasional YouGov. Mereka melakukan survei kepada 2.065 warga Indonesia berusia 18 tahun ke atas pada November 2024.
Hasil survei menunjukkan, Samsung menjadi merek yang paling banyak dipertimbangkan (68%) untuk dibeli jika mereka tidak dapat membeli iPhone 16.
Xiaomi dan Oppo juga masuk ke dalam merek yang menjadi pertimbangan, dengan masing-masing 23% dan 22% orang Indonesia menyatakan minat pada dua vendor asal China itu.
Survei YouGov juga melihat preferensi dari kalangan Gen Z (kelahiran 1997-2012) dan milenial (kelahiran 1981-1996).
Survei menunjukkan bahwa Gen Z lebih cenderung memilih Samsung (74%) daripada merek lain. Sementara generasi milenial lebih menyukai Xiaomi (28%) dan Oppo (25%) daripada Gen Z.
Di satu sisi, sebagian besar calon pembeli iPhone 16 sebenarnya masih membuat rencana untuk membeli seri iPhone 16.
Sebesar 17% di antaranya mengatakan mereka akan menunggu hingga larangan dicabut, 14% responden berniat membeli ponsel di luar negeri, dan 18% responden memilih untuk beralih ke model iPhone lain.
Sementara sebanyak 29% calon pembeli iPhone 16 mengatakan mereka akan mempertimbangkan untuk beralih ke ponsel Android.
Data tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia masih terpecah dalam persepsi mereka terhadap Apple setelah pelarangan tersebut.
Sebanyak 26% mengatakan bahwa pelarangan iPhone 16 telah meningkatkan pandangan mereka terhadap Apple, sementara 25% percaya bahwa hal tersebut telah memperburuk persepsi mereka terhadap merek tersebut.
(fab/fab)