Jakarta: Profil risiko menjadi indikator yang menggambarkan seberapa besar toleransi investor terhadap risiko (risk appetite). Hal ini dapat membantu investor menentukan gaya berinvestasi dan mengambil keputusan investasi yang bijaksana.
Head Investment Prudential Indonesia Ni Made Muliartini mengatakan ada lima hal yang perlu diperhatikan untuk mengetahui profil risiko diri, yakni:
Pengetahuan investasi.
Tujuan investasi.
Toleransi risiko.
Pengalaman investasi.
Jangka waktu investasi.
“Kita terkadang sok tahu dengan produk yang kita ingin beli, tapi ternyata kita tidak semengerti itu. Ekspektasi tidak sama dengan realita. Hal ini menjadi perlu melakukan asesmen risiko terlebih dahulu,” ujar Made, dikutip Minggu, 8 Desember 2024.
Made mengatakan, ada tiga cara untuk mengetahui profil risiko:
Agresif:
Risiko yang lebih tinggi dengan tingkat imbal hasil serta risiko fluktuasi yang besar.
Berpengalaman dalam dunia investasi.
Pilihan instrumen investasi: saham.
Jangka waktu investasi lebih panjang (lebih dari 10 tahun).
Konservatif
Risiko investasi yang paling rendah.
Investasi yang relatif aman dan tingkat
imbal hasil yang cenderung stabil.
Tujuan: menjaga aset dan kas yang dimiliki.
Moderat:
Risiko investasi sedang.
Imbal hasil yang diharapkan di atas rata-rata.
Memiliki rencana berinvestasi dalam jangka waktu menengah (5-10 tahun).
Obligasi dan/atau obligasi dan saham.
Pakar investasi Mayang Eka Putri menambahkan, seseorang harus bijak dalam berinvestasi. Ada baiknya juga mengenali diri sendiri setelah memahami profil risiko.
“Berinvestasi sesuai fase hidup kita. Misalnya anak mau kuliah, kita jangan berinvestasi di saham, lebih baik investasi ke time deposit atau cash fund,” ujar Mayang.
Mayang pun memberikan tujuh cara tips berinvestasi:
Tentukan tujuan investasi secara spesifik- mulailah sedini mungkin.
Alokasikan dana untuk investasi secara konsisten- pilih investasi aset finansial yang diawasi oleh OJK.
Pelajari berbagai alternatif investasi beserta asepeknya.
Lakukan pengawasan secara periodik.
Tentukan jangka waktu dan target dana yang diperlukan.
Bagi investor pemula, mulailah berinvestasi dengan cara investasi tidak langsung.
Jangan letakkan semua telur dalam satu keranjang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
(AHL)