Lumajang (beritajatim.com) – Banjir lahar dingin Gunung Semeru yang terjadi pasca hujan deras di Lumajang pada Kamis (18/4/2024) mengakibatkan jembatan penghubung Dusun Sumberlangsep dan Dusun Sumber Kajar putus.
Hal ini membuat puluhan siswa di SDN Jugosari 3 harus digendong orang tua mereka saat berangkat sekolah, Senin (22/4/2024).
Menurut Harianto, salah satu orang tua siswa, mereka tidak memiliki pilihan lain selain menyeberangi arus deras Sungai DAS Kali Regoyo untuk mengantarkan anak-anak mereka ke sekolah. “Tidak ada jalan lain. Agak takut juga sih kalo menyebrang. Arusnya juga deras,” ungkapnya.
Jembatan yang putus akibat material pasir dan batu-batu besar ini membuat akses jalan menjadi terhambat. “Jembatannya tertutup batu-batu besar. Ya harus dilewati kalau mau nyebrang,” lanjut Harianto.
Sementara itu, pihak sekolah memberikan toleransi bagi siswa yang berasal dari Dusun Sumberlangsep yang terisolir akibat putusnya jembatan. Hal ini dikarenakan lebih dari separuh dari total 84 siswa di SDN Jugosari 3 berasal dari dusun tersebut.
“Lebih dari separuh siswa tinggal di Sumberlangsep, terisolir akibat jembatan terputus. Saat ini assesment tengah semester. Kalau dibuat daring, tidak memungkinkan juga. Kami mentolerir itu, sampai anaknya yang oenting bisa masuk,” ungkap Erni, salah satu guru di SDN Jugosari 3.
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SDN Jugosari 3 sudah dimulai kembali secara efektif hari ini. Kelas 1 sampai 5 melaksanakan Penilaian Tengah Semester (PTS), sedangkan kelas 6 mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS).
Pihak sekolah berharap jembatan yang putus tersebut dapat segera diperbaiki agar aktivitas belajar mengajar dapat berjalan normal kembali.
Dampak Banjir Lahar Semeru
Banjir lahar dingin Gunung Semeru tidak hanya berdampak pada putusnya jembatan dan terisolirnya warga Dusun Sumberlangsep, tetapi juga menyebabkan kerusakan pada rumah-rumah warga dan lahan pertanian. Petani di wilayah tersebut mengalami gagal panen akibat terendam lumpur lahar.
Pemerintah Kabupaten Lumajang telah mengambil langkah-langkah untuk membantu warga yang terdampak banjir lahar, seperti menyediakan tempat pengungsian dan bantuan logistik.
Upaya Penanganan
Masyarakat diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi bahaya banjir lahar Gunung Semeru, terutama saat musim hujan. Selain itu, penting untuk mengikuti instruksi dari pihak berwenang terkait dengan evakuasi atau relokasi jika diperlukan.
Dukungan untuk Warga Terdampak
Masyarakat luas dapat memberikan bantuan kepada warga terdampak banjir lahar Semeru melalui berbagai lembaga kemanusiaan yang terpercaya. Bantuan berupa sembako, pakaian, obat-obatan, dan kebutuhan lainnya sangat dibutuhkan oleh para korban. (ted)