Jakarta –
Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba mengatakan bahwa Tokyo sedang memantau situasi di Korea Selatan dengan “kekhawatiran yang luar biasa dan serius”, setelah presiden negara tetangga Asia itu mengumumkan darurat militer dan kemudian mencabutnya.
Dilansir kantor berita AFP, Rabu (4/12/2024), Ishiba juga mengatakan Tokyo tidak mengetahui “informasi apa pun yang menunjukkan bahwa warga negara Jepang (yang tinggal di Korea Selatan) terluka.”
Berbicara kepada wartawan di kantornya, Ishiba menambahkan bahwa pemerintah “mengambil semua tindakan yang mungkin” untuk memastikan keselamatan warga negara Jepang, termasuk mengeluarkan peringatan melalui email konsuler.
“Kami akan terus melakukan segala yang kami bisa untuk memastikan keselamatan mereka,” katanya.
Pernyataannya ini disampaikan setelah Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengejutkan dunia dengan deklarasi darurat militer, yang kemudian dicabutnya beberapa jam kemudian setelah anggota parlemen menolaknya.
Upaya mengejutkan Yoon untuk memberlakukan darurat militer untuk pertama kalinya dalam lebih dari empat dekade ini, menyebabkan Korea Selatan masuk ke dalam kekacauan terparahnya dalam sejarah demokrasi modernnya.
Perkembangan dramatis tersebut juga membahayakan masa depan Yoon, politisi konservatif dan mantan jaksa penuntut umum yang terpilih sebagai presiden pada tahun 2022.