Liputan6.com, Jakarta – China telah menjalankan berbagai langkah stimulus moneter maupun fiskal sejak akhir September 2024 untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Tetapi sampai saat ini dampak dari stimulus itu belum terlihat jelas.
Memang terdapat tanda-tanda perbaikan di sektor properti dan manufaktur tetapi dampaknya masih terbatas. Perusahaan-perusahaan besar seperti Meituan, Alibaba, dan Tencent tetap berhati-hati dalam memproyeksikan pertumbuhan.
CFO Meituan Shaohui Chen menyatakan, dampak positif kebijakan stimulus ekonomi yang telah dikeluarkan oleh pemerintah ini membutuhkan waktu.
“Kami yakin kebijakan ini secara bertahap akan mendukung ekonomi riil dan mendorong belanja konsumen,” ujarnya dikutip dari CNBC pada Jumat (6/12/2024).
Hingga saat ini, peningkatan yang terlihat belum signifikan. Indeks manajer pembelian (PMI) Caixin untuk manufaktur mencatat angka 51,5 pada November, tertinggi sejak Juni, menunjukkan adanya ekspansi kecil dalam aktivitas pabrik. PMI resmi juga naik menjadi 50,3, tertinggi sejak April.
Ekonom senior di Caixin Insight Group, Wang Zhe mengatakan bahwa, “Meskipun ekonomi tampaknya sudah mencapai titik terendah, masih diperlukan konsolidasi lebih lanjut,” kata dia.
Dia juga menyoroti bahwa dampak stimulus belum terasa di pasar tenaga kerja.
Selain itu, direktur pelaksana di Teneo, Gabriel Wildau menambahkan bahwa kebijakan stimulus ini akan berlangsung bertahap. “Prinsipnya adalah melakukan ‘cukup’ daripada ‘apa pun yang diperlukan’,” katanya.