Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Drone dan Robotik Bisa Halau Ganoderma, Kok Bisa?

Drone dan Robotik Bisa Halau Ganoderma, Kok Bisa?

Jakarta: Serangan ganoderma pada perkebunan kelapa sawit diyakini sudah menimbulkan tekanan di pusaran rantai pasok minyak sawit, baik itu di tataran nasional, regional, maupun global.
 
Serangan ganoderma atau penyakit busuk pangkal batang sangat membahayakan tanaman kelapa sawit karena dapat mengakibatkan kematian tanaman, sehingga memengaruhi turunnya hasil produksi.
 
Pasokan minyak sawit dunia cenderung stagnan, bahkan menurun dari tahun ke tahun sejak paling tidak lima tahun lalu. Penurunan pasokan minyak sawit dunia tersebut selalu dikemukakan oleh pakar proyeksi pasar minyak nabati dunia Thomas Milke, setiap kali diadakan pertemuan sawit internasional, termasuk di Indonesia, India dan Belanda.
Sekitar 85 persen dari total produksi minyak sawit dunia berasal dari Indonesia dan Malaysia. Indonesia adalah produsen terbesar, diikuti oleh Malaysia. Kombinasi kedua negara ini mendominasi pasar minyak sawit global dan pasokan minyak sawit dunia.
 
Ketika pasokan minyak sawit dari kedua negara tersebut turun maka harga sawit akan meningkat. Harga minyak kedelai lebih tinggi dari minyak sawit telah menjadi kenyataan.
 
Ketua Perkumpulan Roundtable Ganoderma Management (RGM) Darmono Taniwiroyono mengatakan kesulitan dalam mendongkrak produktivitas minyak sawit di Iandonesia karena serangan danoderma. Menurut dia ini akan berdampak kepada keberhasilan implementasi program nasional menuju kecukupan pangan dan energi dari industri kelapa sawit.
 
“Sebagai contoh, ketika pasokan menurun, peningkatan serapan minyak sawit untuk meningkatkan penggunaan B35 ke B40 kemudian ke B50 bisa dilaksanakan dengan mengurangi porsi untuk ekspor, karena tidak mungkin lagi mengurangi penyediaan minyak sawit untuk pangan,” kata Darmono Taniwiroyono, dikutip Jumat, 6 Desember 2024.
 
Peremajaan sawit rakyat

Peningkatan produktivitas dapat ditempuh melalui peremajaan sawit rakyat (PSR). Namun keberhasilan PSR tidak hanya ditentukan oleh tertanamnya bibit unggul dengan produktivitas tinggi di lapangan tetapi sangat ditentukan juga oleh keberhasilan tanaman bertahan dari serangan kumbang tanduk di lima tahun pertama dan dari serangan ganoderma di lima tahun berikutnya, atau 10 tahun setelah ditanam.
 
Pada kesempatan webinar Ganoderma yang diadakan oleh RGM di Bogor, 3 Desember 2024, Darmono mewanti-wanti jangan sampai petani peserta PSR kecewa gara-gara setelah berumur 10 tahun kebunnya harus diremajakan lagi.
 
Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), Sahat Sinaga, yang hadir sebagai salah satu pembicara memberikan kalkulasi yang rinci terhadap dampak yang ditimbulkan oleh mengganasnya serangan ganoderma di perkebunan kelapa sawit.
 

Suasana webinar “Potensi Pemanfaatan Teknologi Drone dan Robotik dalam Pengendalian Ganoderma”. Foto: ist
 

Sahat Sinaga berkesimpulan kondisi ini sangat serius dan pemerintah harus memberikan perhatian khusus terutama kepada perkebunan kelapa sawit rakyat, yang mencapai 41 persen dari total luasan16.38 juta hektare.
 
“Jika dapat dilibatkan seluruh pemangku kepentingan kelapa sawit, Sahat Sinaga masih optimis keberhasilan peningkatan produktivitas, apalagi jika kepada petani memperoleh manfaat yang lebih dari hasil peningkatan produktivitas sawit,” ujar Sahat Sinaga.
 
Pakar ganoderma Henny Hendarjanti menekankan perlunya sinergi nasional. Menurutnya para pelaku usaha masih jalan dengan caranya masing-masing, bahkan masih ada yang tidak peduli. 
 
Kehadiran Ketua Umum DMSI diharapkan bisa mendorong bagi terwujudnya sinergi gerakan nasional pengendalian ganoderma. Guna mendukung keterlibatan petani, forum webinar menyepakati dibentuknya Dokter Kesehatan Perkebunan Sawit Rakyat (DKPSR), yang diusulkan oleh Sahat Sinaga yang salah satu tugasnya adalah memonitor kondisi kesehatan sawit rakyat dengan memanfaatkan penginderaan menggunakan satelit yang teknologinya semakin canggih menjangkau seluruh perkebunan kelapa sawit rakyat dalam waktu yang cepat dengan presisi tinggi.
 
Darmono menyampaikan ada tiga pilar tindakan utama dalam gerakan nasional pengendalian Ganoderma yaitu:

Tindakan mititigatif terhadap lingkungan di dalam tanah dan udara.
Tindakan preventif yang harus dilakukan di pembibitan, penanaman, TBM dan TM.
Tindakan kuratif.

Tindakan kuratif merupakan tantangan besar yang tetap harus diupayakan dan diperlukan keterlibatan seluruh pakar terkait, beyond plant pathologist & agronomist, dengan teknologi canggih terkini, termasuk teknologi robotik yang dikembangkan oleh tim peneliti ITS yang hadir memberikan update secara offline diwakili oleh Aulia MT Nasution.
 
Pada paparannya Aulia mengungkapkan pengembangan prototype teknologi ribotik untuk pengendalian Ganoderma, memberikan bukti kemajuan adanya pengaruh penghambatan pertumbuhan Isolate Ganoderma dan adanya sensitivitas deteksi jejak keberadaan infeksi ganoderma yang dilakukan secara in-vitro.
 
Dia mengungkapkan implementasi teknologi robotik pada perkebunan sawit masih jarang dan sangat terbuka peluang lebar peluang untuk pengembangannya dengan harapan penggunaan robot diharapkan dapat secara akurat mendeteksi keberadaan Ganoderma di dalam tanah untuk kemudian bisa dihancurkan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

(AHL)