Jakarta, CNBC Indonesia – Dalam sebuah kajian terbaru, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengungkapkan layanan internet Low-earth Orbit (LEO) sebaiknya berada di wilayah 3T. Layanan yang digunakan pada Starlink dianggap unggul dari teknologi lain dan membuatnya bisa dijual pada wilayah yang tidak dijangkau oleh pelaku usaha lain.
Plt Direktur Jenderal Ekosistem Digital Kementerian Komdigi, Wayan Toni Supriyanto menjelaskan terdapat beberapa media untuk menyediakan layanan internet. Selain satelit, adapula kabel dan radio.
Untuk melakukan pemerataan, dibutuhkan dukungan infrastruktur yang kuat. Ini dilakukan dengan melakukan implementasi sejumlah teknologi yang relevan.
Wayan mengatakan jika teknologi tertentu yang diutamakan, artinya didasarkan pada analisa kompetisi yang mendalam. Cakupannya mulai dari aspek teknis, ekonomi dan manfaat untuk masyarakat.
“Apabila terdapat upaya untuk mengutamakan implementasi teknologi tertentu sebagai bagian dari percepatan pemerataan layanan internet, maka langkah tersebut perlu didasarkan pada analisis kompetisi yang mendalam,” ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Rabu (4/12/2024).
“Analisis ini harus mencakup aspek teknis, ekonomi, serta manfaat nyata yang dapat dirasakan oleh masyarakat secara luas,” Wayan menambahkan.
Dalam laporan KPPU itu juga menjelaskan setiap teknologi penyedia internet memiliki kategori yang berbeda. Teknologi itu memenuhi kebutuhan yang spesifik pada tiap konsumen.
KPPU juga menyebut penyelenggara layanan LEO perlu melakukan kerja sama dengan pelaku telekomunikasi dan UMKM. Dengan catatan harus mempertimbangkan kepentingan nasional.
“Lebih lanjut, KPPU juga menyarankan penyediaan jasa internet di daerah 3T tersebut mengutamakan kemitraan antara penyedia jasa internet berbasis LEO dengan pelaku jasa telekomunikasi dan pelaku UMKM dengan mempertimbangkan kepentingan nasional,” kata Direktur Ekonomi KPPU, Mulyawan Ranamenggala dalam keterangan resminya.
Selain itu, Direct-to-Cell disebut KPPU bisa membuat persaingan tidak sehat dengan penyelenggara non-teknologi LEO. Starlink diketahui telah meluncurkan secara bertahap layanan itu untuk pengguna global.
“Pengembangan teknologi satelit LEO juga dapat terus berkembang, di antaranya pengembangan teknologi Direct to Cell. Teknologi direct to cell ini berpotensi pelaku usaha penyedia jasa internet melalui LEO dapat menjadi pelaku usaha dominan di wilayah tersebut dan mengakibatkan persaingan usaha tidak sehat dengan pelaku usaha nasional yang tidak memiliki teknologi satelit LEO,” jelasnya.
(dem/dem)