Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah menguat pada awal perdagangan Kamis (7/12/2024), didorong oleh sinyal dari Federal Reserve mengenai kemungkinan pemangkasan lanjutan suku bunga Fed Funds Rate (FFR). Rupiah dibuka naik 21 poin atau 0,13 persen ke level 15.916 per dolar AS dari penutupan sebelumnya di 15.937 per dolar AS.
Sinyal Pemangkasan The Fed Jadi Pemicu Utama
Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, menjelaskan bahwa pernyataan Gubernur The Fed pada Rabu malam memberikan dorongan positif bagi rupiah.
“Pernyataan tersebut memberi sinyal pemangkasan lanjutan, yang menjadi sentimen positif bagi rupiah terhadap dolar AS,” ujar Ariston dikutip dari ANTARA, Kamis (5/12/2024).
Penguatan rupiah juga didukung oleh meningkatnya selera risiko di pasar keuangan global. Pada perdagangan sebelumnya, indeks saham utama mencatatkan penguatan, sementara pagi ini indeks Nikkei dan Hang Seng juga bergerak naik, mencerminkan optimisme pasar.
Indeks Dolar Stabil, Waspada Penguatan di Masa Depan
Meski demikian, Ariston mencatat bahwa indeks dolar AS masih stabil di kisaran 106,30, sebagaimana pagi kemarin. Hal ini menunjukkan pasar tetap waspada terhadap potensi penguatan dolar AS ke depan.
“Faktor pendukung dolar AS seperti kebijakan tarif Presiden terpilih AS, kondisi ekonomi yang masih solid, serta situasi geopolitik di beberapa wilayah, masih menjadi ancaman bagi mata uang lain,” jelasnya.