Jakarta –
Pemerintah mempunyai target pertumbuhan ekonomi mencapai 8%. Untuk mengejar target tersebut, pemerintah akan membangun jaringan listrik 103 gigawatt (GW).
Hal itu disampaikan oleh Utusan Khusus Presiden untuk Iklim dan Energi Hashim S Djojohadikusumo. Hashim mengatakan rencana tersebut juga telah disampaikannya pada acara Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-29 (COP29) di Baku, Azerbaijan beberapa waktu lalu.
“Di COP29, saya sampaikan bahwa pemerintah Indonesia berencana membangun jaringan membangun jaringan tenaga listrik 103 gigawatt dalam 15 tahun yang akan datang. Saat ini kalau tidak salah, totalitas dari jaringan listrik kita kurang lebih 80-90 gigawatt yang dibangun selama 74 tahun Indonesia Merdeka,” ujar Hashim saat acara NTV CEO Awards 2024, di Hotel Raffles Jakarta, Rabu (4/12/2024).
Di depan para peserta COP29, Hashim menjelaskan 75% dari total 103 GW tersebut merupakan dari energi baru terbarukan. Dia memastikan jaringan listrik tersebut tidak ada tambahan dari bahan bakar fosil.
“Selebihnya 5 gigawatt, 5,3 gigawatt akan terdiri dari nuklir, Pusat Listrik Tenaga Nuklir, PLTN. Selebihnya, 20 sekian, 22 gigawatt kalau tidak salah, akan dari gas. Jadi tidak akan lagi dipakai tambahan-tambahannya dari tenaga fosil fuel yang lain selain dari gas,” jelas adik kandung Prabowo Subianto itu.
Dia pun menyebut program tersebut dapat mengerek pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8%. Sebab, rencana tersebut juga sejalan dengan program tiga juta rumah yang menjadi program prioritas pemerintah. Dia menila program tiga juta rumah itu juga membutuhkan listrik yang besar.
“Program kita 15-30 juta apartemen dan perumahan di kota maupun di pedesaan. Ini akan perlu listrik yang besar. Dan kita mau supply listrik yang bersih, listrik yang hijau, dan bangunan-bangunan apartemen di kota-kota Indonesia akan dirancang supaya bisa se-efisien mungkin, se-hijau mungkin,” tegas Hashim.
(hns/hns)