China juga mengganti kepemimpinan Pasukan Roket, unit militer yang mengawasi persenjataan nuklir negara itu, pada Juli lalu. Penggantian diumumkan setelah mantan Komandan Pasukan Roket, Li Yuchao, tidak terlihat di depan publik selama berminggu-minggu dan media pemerintah China tidak memberikan penjelasan atas pemecatan itu.
Laporan Financial Times, yang mengutip tiga pejabat AS dan dua sumber yang mendapatkan pengarahan intelijen soal situasi itu, yang semuanya enggan disebut identitasnya, menyebut AS meyakini Li telah dicopot dari jabatannya sebagai Menhan China.
Tidak diketahui secara jelas apa yang membuat pemerintahan AS menyimpulkan bahwa Li sedang diselidiki. Gedung Putih belum membahas masalah ini secara terbuka.
Sementara itu, Dubes Emanuel yang selama ini dikenal kritis terhadap Presiden Xi Jinping, dalam pernyataan terbaru pada Kamis (14/9) waktu setempat, secara terbuka mempertanyakan apakah pemerintah China membatasi pergerakan Li.
“Pertama, Menteri Pertahanan Li Shangfu tidak terlihat atau terdengar kabarnya selama tiga minggu. Kedua, dia tidak hadir untuk kunjungan ke Vietnam,” tulis Dubes Emanuel dalam pernyataan via akun resminya.
“Sekarang, dia mangkir dari jadwal pertemuan dengan Komandan Angkatan Laut Singapura karena dia dijadikan tahanan rumah??? … Mungkin ramai di sana,” sebutnya.
Sebagai Menhan China, sosok Li selalu dipantau secara saksama oleh para diplomat dan analis asing, mengingat dia merupakan salah satu dari lima anggota Dewan Negara China — posisi kabinet yang kedudukannya lebih tinggi dari menteri biasa.
(nvc/ita)