Saat mengumumkan keputusannya, Biden menyampaikan argumen bahwa putranya diadili secara selektif dan secara tidak adil.
“Hari ini, saya menandatangani surat pengampunan untuk putra saya, Hunter. Sejak saya menjabat, saya telah mengatakan bahwa saya tidak akan ikut campur dalam pengambilan keputusan Departemen kehakiman, dan saya menepati janji saya meskipun saya telah melihat putra saya diadili secara selektif, dan secara tidak adil,” ucap Biden dalam pernyataannya yang dirilis Gedung Putih pada Minggu (1/12) waktu setempat.
Dalam argumennya, Biden juga menyebut dakwaan-dakwaan yang dihadapi putranya didasari atas motif-motif politik.
“Tidak ada orang berakal sehat yang melihat fakta kasus-kasus Hunter, yang dapat mencapai kesimpulan lainnya, selain Hunter ditargetkan hanya karena dia adalah putra saya — dan itu salah,” ucap Biden dalam pernyataannya.
“Ada upaya untuk mematahkan semangat Hunter — yang sudah bersih (dari narkoba) selama 5,5 setengah, bahkan dalam menghadapi serangan yang tak henti-hentinya dan penuntutan selektif,” imbuhnya.
“Dalam upaya untuk menghancurkan Hunter, mereka telah berusaha menghancurkan saya — dan tidak ada alasan untuk mempercayai bahwa hal itu akan berhenti di sini. Cukup sudah,” tegas Biden.
Gedung Putih sebelumnya berulang kali mengatakan bahwa Biden tidak akan mengampuni atau meringankan hukuman putranya. Keputusan Biden mengubah sikapnya menjelang akhir masa jabatannya ini, juga menuai kritikan dari kalangan Kongres AS, terutama dari Partai Republik.
“Tidak hanya dia secara keliru mengklaim dirinya tidak pernah bertemu dengan rekan bisnis asing putranya dan bahwa putranya tidak melakukan kesalahan apa pun, dia juga berbohong ketika dia mengatakan tidak akan mengampuni Hunter Biden,” kritik Comer dalam pernyataan via media sosial X.
(nvc/ita)