Jakarta –
Pemimpin Hizbullah Naim Qassem berjanji untuk berkoordinasi pada tingkat tinggi dengan tentara Lebanon. Kerja sama itu untuk melaksanakan ketentuan gencatan senjata dengan Israel yang dimulai dua hari sebelumnya.
“Koordinasi antara perlawanan dan tentara Lebanon akan dilakukan pada tingkat tinggi untuk melaksanakan komitmen perjanjian,” kata Qassem, seraya menambahkan bahwa ‘tidak ada yang bertaruh pada masalah atau perselisihan’ dengan tentara dilansir kantor berita AFP, Sabtu (30/11/2024).
Sebelumnya, kelompok Hizbullah mengklaim pihaknya telah mendapatkan ‘kemenangan’ atas Israel, setelah gencatan senjata diberlakukan di Lebanon. Hizbullah juga menegaskan bahwa para petempurnya kini dalam kondisi siap untuk menghadapi ambisi Israel.
“Kemenangan dari Tuhan yang Maha Kuasa adalah sekutu dari tujuan yang benar,” sebut Hizbullah dalam pernyataan terbarunya, seperti dilansir AFP, Kamis (28/11/2024).
Itu menjadi pernyataan resmi pertama yang dirilis Hizbullah setelah gencatan senjata mulai berlaku di Lebanon pada Rabu (27/11) pagi waktu setempat.
Ditegaskan Hizbullah dalam pernyataannya tersebut bahwa para petempurnya “akan tetap dalam kesiapan total untuk menghadapi ambisi dan serangan-serangan musuh Israel”.
Pernyataan Hizbullah itu tidak secara langsung menyebut soal gencatan senjata yang disepakati dengan Israel atau pun ketentuan-ketentuannya
Eskalasi konflik antara Israel dan Hizbullah itu terjadi setelah selama setahun terakhir kedua pihak terlibat dalam serangan lintas perbatasan, yang berlangsung bersamaan dengan perang antara Tel Aviv dan Hamas yang berkecamuk di Jalur Gaza.
Hizbullah sebelumnya menyebut serangan-serangannya ke Israel menjadi bentuk solidaritas untuk Hamas.
(whn/whn)