Jakarta, CNBC Indonesia – Seorang YouTuber bernama Storm De Beul meninggal dunia akibat badai salju yang datang tiba-tiba dalam perjalanannya mendaki di wilayah Jokkmokk, Swedia.
Perjalanannya sudah ditempuh selama kurang lebih setahun. Ia selama ini memang dikenal kerap menghabiskan waktu sendirian untuk lebih dekat dengan alam.
Storm De Beul kerap membagikan dokumenter perjalanan solonya. Ia meninggal pada 30 Oktober 2024 lalu.
Sebelum meninggal, ia sempat mengirimkan pesan terakhir kepada sang nenek. Dalam pesan tersebut, ia mencoba meyakinkan sang nenek bahwa ia bisa bertahan di tengah alam liar.
“Salju sangat lebat di sini. Namun jangan khawatir, saya akan bertahan,” tulisnya sebelum merekam sebuah video untuk temannya yang menunjukkan tendanya dihadang angin kencang. Salju juga sudah menutupi boot dan backpack miliknya.
“Ini akan makin parah,” ucapnya yang terdengar dari klip tanpa ada rasa takut. Hal ini juga diungkap oleh sang ayah, Bout, melalui wawancara.
“Dia memang begitu. Saya tak pernah melihat dia takut,” kata sang ayah.
Badai salju yang makin parah membuat De Beul terpaksa meninggalkan tendanya dan mencari pertolongan. Namun, tampaknya ajal sudah waktunya menjemput.
Ibunya, Elisabeth, yakin tendanya telah disapu angin kencang. Hal ini membuat sang anak cuma bisa pasrah menghadapi suhu super dingin mencapai minus 18 derajat.
“Dia pasti sangat menderita dalam waktu lama dan meninggal senidiran,” kata sang ibu yang sedang berduka.
“Saya tak bisa berhenti memikirkan momen-momen akhirnya,” kata dia, dikutip dari BoredPanda, Kamis (28/11/2024).
Ketika petugas keselamatan menemukan tubuh De Beul, kakinya benar-benar beku. Hidungnya juga patah, diprediksi karena kedinginan dan terjatuh tengkurap.
Bagi keluarga yang ditinggalkan, mereka sadar bahwa sehari saja anaknya mampu bertahan akan menyelamatkan hidupnya. Sebab, De Beul sebenarnya berada dekat dengan mobilnya dan sudah berencana meninggalkan alam liar untuk pulang ke rumah. Sayangnya, badai kencang sudah telanjur menghadang.
Sebelum kehilangan nyawanya, pria 22 tahun tersebut sempat menghubungi layanan darurat untuk meminta pertolongan. Ia menjelaskan kondisinya yang sudah terluka.
Sayangnya, petugas keselamatan tak bisa menyelamatkan De Beul. Saat helikopter tiba sehari setelahnya, De Beul sudah meninggal dunia.
Sang ayah mengatakan akan kembali ke lokasi petualangan anaknya ketika musim semi tiba. Ia ingin mengumpulkan barang-barang sang anak, terutama kameranya.
“Video-videonya sangat berharga bagi kami,” ujarnya.
“Kameranya masih di sana, di bawah salju. Saya ingin mengambilnya,” ia menuturkan.
De Beul memiliki 1.320 subscriber dan telah mengunggah 14 video ke channel @StormOutoodrsy. Rekamannya memiliki detail sinematografi yang memukau dengan kualitasi audio mumpuni.
Banyak pengikutnya yang turut menyampaikan belasungkawa. Ada yang menuliskan, “saya harap orang tuanya berdamai dengan fakta bahwa sang anak meninggal saat melakukan hal yang ia cintai”.
(fab/fab)